0 0
Read Time:1 Minute, 56 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Kisah yang belakangan menyita perhatian dunia adalah keputusan luar biasa remaja Jerman Lasse Stolley. Seorang remaja memutuskan untuk tinggal, tinggal dan bekerja di gerbong kereta yang bergerak. Kisahnya menjadi viral dan menginspirasi banyak orang di seluruh dunia.

Lasse Stolley, bocah lelaki berusia 17 tahun, mungkin telah mewujudkan impian penggila lokomotif Francis Bourgeois. Pasalnya, mereka secara harafiah dan legal tinggal di berbagai kereta Deutsche Bahn di Jerman.

Stolley yang memproklamirkan diri sebagai ‘pengembara digital’, menjelaskan bahwa meskipun privasi di rumahnya sangat minim, ia menikmati kebebasan dan fleksibilitas yang diberikan kepadanya. Namun ia harus merogoh kocek ratusan juta untuk tinggal di kereta yang melaju.

“Kereta api Jerman adalah tiram,” katanya kepada Business Insider.

Hebatnya, Stolley kini telah melakukan perjalanan lebih dari 300.000 mil sejak ia meninggalkan rumah orang tuanya di Fockbek, Schleswig-Holstein, ketika ia berusia 16 tahun. Berikut dianrakyat.co.id rangkum lengkap kisah unik seorang remaja yang tinggal di kereta api yang dilansir Business Insider, Rabu (06/05/2024).

Stolley menjelaskan bahwa dia memutuskan untuk hidup dalam kereta setelah rencana untuk mengejar karir sebagai profesional IT dibatalkan pada menit-menit terakhir. Kemudian ia mendapat ide untuk tinggal di kereta api setelah melihat video di YouTube.

Pada awalnya, orang tua Stolley khawatir dengan gagasan tersebut, namun dengan keyakinan mereka akhirnya setuju untuk membantunya menyelesaikan masalah legalitas.

“Saya harus meyakinkan Anda bahwa ini bukanlah sesuatu yang remeh,” kata Stolley sambil tersenyum.

Meski gaya hidupnya tidak konvensional, Stolley mengungkapkan biaya hidupnya sekitar Rp 170 juta setahun. Namun, ia berharap pengalamannya bisa membuka pintu pekerjaan di industri transportasi.

“Keinginan saya adalah memberikan kontribusi kepada operator dan mendapatkan kompensasi,” ujarnya penuh harap.

Saat ini, Stolley bekerja sebagai programmer di siang hari dan menikmati bersantai di gerbong kelas satu di malam hari. Isinya empat kemeja, dua celana panjang, perlengkapan mandi, bantal leher, dan selimut perjalanan.

Namun dia mengatakan hal yang paling penting adalah laptop dan headphone peredam bising yang membantunya ‘turun’ dari kereta.

“Saya harus mandi di kolam renang umum dan tempat rekreasi, tapi sekaligus hidup minimalis karena harus memasukkan semua barang saya ke dalam ransel berukuran 36 liter,” ujarnya.

Kisah Stolley adalah contoh nyata keberanian dan tekad untuk mengejar impian Anda. Dengan jiwa petualangnya, membuktikan bahwa tidak ada batasan bagi manusia untuk mencapai apa yang diinginkannya, meski harus tinggal di dalam gerbong kereta api.

“Rumahku adalah kereta api,” kata Stolley.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D