0 0
Read Time:1 Minute, 57 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Peningkatan kualitas hidup remaja dapat menjadi salah satu upaya untuk mencegah lahirnya anak-anak yang berisiko mengalami stunting di kemudian hari. Demikian menurut dokter spesialis anak dari RS Bunda Jakarta. Disampaikan oleh I Gusti Ayu Nyoman Partiwi.

Menurutnya, yang perlu diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas hidup remaja adalah gaya hidup.

“Harusnya perhatikan pola hidup, kalau tidak mau membaik, jangan sampai hamil,” kata Partiwi saat diskusi kesehatan manfaat ASI di Jakarta, Rabu, dilansir Antara.

Remaja perlu meningkatkan kualitas hidupnya melalui pola hidup sehat jika ingin menikah dan memiliki anak yang sehat dan stunting.

Ini termasuk menghindari konsumsi alkohol dan berhenti merokok. Alkohol dapat meningkatkan kalori dalam tubuh, sehingga meminum alkohol dapat menyebabkan obesitas, sedangkan merokok dapat merusak sel-sel tubuh.

Pasangan yang ingin merencanakan kehamilan perlu menjalani pemeriksaan minimal tiga bulan sebelum menikah, memperbanyak olahraga, dan menurunkan kadar kolesterol.

“Skrining 3 bulan pertama sebelum hamil, peningkatan kualitas hidup, penurunan berat badan pasangan yang berlebih, penanganan kolesterol tinggi, singkirkan yang tidak suka olah raga, berhenti merokok dan mengintegrasikan tubuh ibu di rumah untuk kesehatan. janin,” ujarnya.

Partiwi juga mengatakan, mereka yang sudah menikah dan hamil harus melakukan intervensi untuk mencegah lahirnya anak stunting. Nutrisi pada kehamilan 9 bulan sebaiknya diawali dengan konsumsi makanan bergizi dan suplemen penambah gizi hingga masa menyusui 6 bulan.

 

Stunting pada anak terlihat ketika berat badannya tidak mengalami kenaikan selama 4 bulan berturut-turut. Tinggi badan disebabkan oleh kurangnya perkembangan serta berat badan dan disertai dengan ukuran kepala yang kecil.

“Pada tahun pertama, 60 persen makanan anak masuk ke otak, jadi kalau lingkar kepala sudah kecil berarti terlambat, artinya kecerdasan anak terganggu,” kata Partiwi.

Konsumsi protein hewani dapat menjadi salah satu cara mencegah terhambatnya pertumbuhan sejak awal kehamilan hingga masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI).

Stunting merupakan salah satu bentuk terhambatnya pertumbuhan (gagal tumbuh) akibat akumulasi kekurangan gizi jangka panjang sejak kehamilan hingga 24 bulan. Situasi ini semakin diperburuk dengan kegagalan mencapai pertumbuhan yang memadai.

Stunting pada masa kanak-kanak merupakan dampak dari kekurangan gizi pada seribu hari pertama kehidupan. Hal ini menyebabkan kemunduran perkembangan fisik anak secara ireversibel (tidak dapat kembali normal), sehingga mengakibatkan menurunnya kinerja dalam bekerja.

Rata-rata kecerdasan intelektual (IQ) anak stunting sebelas poin lebih rendah dibandingkan rata-rata IQ anak non stunting. Jika anak tidak mendapatkan intervensi dini, maka gangguan tumbuh kembang akibat gizi buruk akan terus berlanjut hingga dewasa.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D