0 0
Read Time:3 Minute, 54 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan kinerja perseroan pada tahun buku 2023 yang berakhir pada 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil mencatatkan pertumbuhan positif baik pendapatan maupun laba.

Pada rilis laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (27/2/2024), Astra International membukukan laba bersih tahun 2023 sebesar Rp 317,56 triliun. Pendapatan tersebut meningkat 5,04 persen dibandingkan dengan pendapatan tahun 2022 yang tercatat. sebesar Rp301,38 triliun.

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok pendapatan pada tahun 2023 meningkat menjadi Rp243,26 triliun dari Rp231,29 triliun pada tahun 2022. Meski begitu, perseroan masih mengalami kenaikan laba kotor sebesar 4,60 persen atau Rp73,31 triliun dibandingkan tahun sebelumnya pada tahun 2023. Rp70,09 triliun.

Sepanjang tahun 2023, perseroan mencatatkan beban penjualan sebesar Rp11,45 triliun, beban umum dan administrasi sebesar Rp17,59 triliun, dan pendapatan bunga sebesar Rp3,05 triliun. Selain itu, perseroan juga mencatatkan biaya keuangan sebesar Rp3,11 triliun, rugi kurs Rp408 miliar, dan penyesuaian nilai wajar investasi di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) senilai Rp. 159 juta.

Pendapatan lain-lain pada periode ini tercatat sebesar Rp1,71 triliun, porsi laba bersih dari ventura bersama sebesar Rp7,66 triliun, dan porsi laba bersih dari entitas asosiasi sebesar Rp1,84 triliun.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan memperoleh laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp33,84 triliun. Laba tersebut meningkat 16,91 persen dibandingkan laba 2022 yang tercatat Rp 28,94 triliun.

Dari sisi aset perseroan hingga akhir Desember 2023 tercatat sebesar Rp445,68 triliun dibandingkan akhir tahun 2022 sebesar Rp413,3 triliun. Liabilitas juga meningkat menjadi Rp195,26 triliun pada akhir tahun 2023 dari Rp169 sebesar 58 triliun . Akhir tahun 2023. Dari tahun 2022. Sedangkan ekuitas pada akhir tahun 2023 naik menjadi Rp 250,42 triliun dari tahun 2022 sebesar Rp 23,72 triliun.

 

 

Seperti diberitakan sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) meyakini jasa kesehatan akan menjadi sektor yang memiliki potensi jangka panjang. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar yaitu 270-280 juta jiwa sehingga memerlukan pelayanan kesehatan yang memadai.

Direktur Utama Astra International Djony Bunarto Tjondro mengatakan layanan dan akses kesehatan di Indonesia masih memiliki kekurangan, apalagi dibandingkan negara tetangga, khususnya Singapura dan Malaysia. 

Nah, salah satu portofolio Astra yaitu Halodoc dinilai sebagai platform yang memberikan akses layanan kesehatan bagi masyarakat Indonesia karena memiliki sistem digital yang sangat bermanfaat.

“Dengan potensi demografi dan potensi pertumbuhan yang ada di Indonesia, kami melihat jasa kesehatan sebagai sektor yang memiliki potensi jangka panjang,” ujarnya dalam siaran pers yang ditulis Selasa (21/11/2023). 

Oleh karena itu, Astra International mempunyai cita-cita untuk bergerak di bidang kesehatan. Namun saat ini Astra masih dalam tahap awal sehingga perseroan juga banyak belajar dari para investornya.

“Makanya kami memutuskan untuk berinvestasi di Halodoc, dan tahun ini kami menambah investasi sebesar 100 juta dolar di sana,” ujarnya. 

Dengan investasi tersebut, Astra tentu ingin berkontribusi dalam percepatan pengembangan Halodoc. Berbekal ekosistem Astra yang besar, jumlah karyawan yang melimpah, dan sejumlah titik potensial dalam value chain, terdapat beragam potensi yang dapat dioptimalkan Astra melalui sinergi dengan Halodoc. 

“Beberapa sinergi sudah mulai kita lakukan, meski masih perlu dilakukan penyesuaian secara bertahap,” tegasnya.

 

Diberitakan sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) memproyeksikan pusat datanya akan beroperasi komersial pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025.

Direktur Astra International Santosa mengatakan, pihaknya sedang membangun data center tahap pertama dengan luas total sekitar 5.300 m2 dan bisa memiliki 1.600 lemari. Alhasil, data center ini bisa digunakan untuk melayani perusahaan multinasional dan domestik di Indonesia. 

“Kami berharap dapat selesai sebelum akhir tahun ini dan dapat mulai beroperasi secara komersial pada akhir tahun 2024 atau awal tahun 2025,” kata Santosa dalam siaran pers tertulis, Selasa (21/11/2023). 

Sebelumnya, Equinix (NASDAQ: EQIX), perusahaan infrastruktur digital global, dan PT Astra International Tbk (ASII) mengumumkan pembentukan perusahaan patungan untuk mengembangkan infrastruktur digital di Indonesia yang dibutuhkan perusahaan domestik dan multinasional untuk mempercepat transformasi digital mereka. 

Equinix dan Astra membentuk perusahaan patungan dengan kepemilikan ekuitas 75 persen di Equinix dan 25 persen di Astra.

 

Dengan menggabungkan keahlian infrastruktur digital global Equinix dan pengalaman luas Astra International di Indonesia, usaha patungan ini akan membantu perusahaan-perusahaan Indonesia mengembangkan kemampuan digital mereka dan menggunakan teknologi baru seperti hybrid multicloud, 5G, Internet of Things (IoT) dan kecerdasan buatan. Kecerdasan (kecerdasan buatan) dan lain-lain.

President Equinix Asia Pacific, Jeremy Deutsch, mengatakan pemerintah Indonesia berkomitmen kuat untuk mempercepat transformasi digital di seluruh Indonesia.

Usaha patungan dengan Astra memanfaatkan potensi digital yang berkembang dan mencerminkan komitmen berkelanjutan Equinix dalam melayani masyarakat Indonesia dengan kapasitas berskala besar untuk memenuhi kebutuhan edge computing, penyimpanan, dan pusat data. 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D