0 0
Read Time:1 Minute, 18 Second

Cap Tower – Dunia kita mungkin tampak tidak stabil, tetapi Bumi itu panjang Jika kita melakukan perjalanan jauh ke belakang, akankah kita menemukan waktu yang berbeda?

Jawabannya terletak pada beberapa fosil tertua yang tersisa di Bumi, yang ditemukan di daerah terpencil di dataran tinggi Afrika Selatan – sebuah wilayah yang oleh para ahli geologi dikenal sebagai Barberton Greenstone Belt.

Meski telah dilakukan banyak upaya, topografi kawasan ini terbukti sulit ditemukan. Namun sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa lokasi Samudera Pasifik di lepas pantai Selandia Baru menyimpan kunci terjadinya letusan gunung berapi tersebut.

Survei dimulai dengan peta geologi yang benar-benar baru (oleh Kolonel de Ronde) dari bagian Barberton Greenstone Belt. Ini mengungkapkan sebuah fragmen dasar laut dalam kuno yang terbentuk sekitar 3,3 miliar tahun yang lalu

Namun ada yang aneh dengan laut ini, dan untuk memahaminya kita perlu mempelajari bebatuan yang ditemukan di Selandia Baru.

Para peneliti berpendapat bahwa Bumi panas, tidak ada gempa bumi, dan permukaannya terlalu lemah untuk membentuk lempeng yang kuat, dan itu salah.

Sebaliknya, Bumi muda selalu diguncang oleh gempa bumi besar akibat tergelincirnya lempeng tektonik ke bawah lempeng lain di kawasan yang runtuh, seperti yang terjadi di Selandia Baru saat ini.

Ahli geologi telah lama kesulitan menafsirkan batuan purba di Barberton Greenstone Belt, seperti dilansir Science Alert Selasa (12/3/2024).

Lapisan yang terbentuk di permukaan tanah atau di perairan dalam – misalnya, kristal halus yang terlihat bagus sebagai evaporit, atau sisa-sisa danau lumpur – tampak berada di atas bebatuan yang terendapkan di laut dalam. Batuan vulkanik, rijang, batupasir, dan puing-puing berada dalam lingkungan yang kompleks dan bercampur.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D