0 0
Read Time:2 Minute, 33 Second

Jakarta – PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) melaporkan laba bersih kuartal I-2024 sebesar Rp 205 miliar, lebih rendah dibandingkan kuartal I-2023 yang naik menjadi Rp 292 miliar karena penurunan omzet suku cadang. manufaktur. Sesuai dengan faktur perdagangan mobil nasional.

“Kuartal ini, perseroan fokus pada peningkatan margin, yang terutama didorong oleh manajemen biaya yang baik pada bisnis manufaktur suku cadang dan penjualan pada segmen bisnis Kendaraan Listrik, setelah sebelumnya nihil pada kuartal I-2023,” ujar CEO of VKTR. Disutradarai oleh Gilars. W. Setijono dalam pelaksanaan laporan, Senin (29 April 2024).

VKTR mencatat penjualan kendaraan listrik (EV) pada triwulan I 2024 dibandingkan triwulan I 2023 yang masih nihil. Tidak banyak perubahan dalam hal keseimbangan. Total aset meningkat 0,5 persen menjadi Rp1,677 miliar dari Rp1,668 miliar. Sedangkan total utang turun 3 persen menjadi Rp505 miliar pada kuartal I 2024 dari Rp520 miliar pada 2023.

Margin kotor gabungan perseroan naik menjadi 26,1 persen pada kuartal I 2024 dari 19,1 persen pada kuartal I 2023. Sementara itu, persentase EBITDA perseroan naik menjadi 15,7 persen pada kuartal I 2024 dari 11,9 persen pada kuartal I. 2024. Pertumbuhan margin I-2023 terutama didorong oleh pengendalian biaya pada manufaktur suku cadang mobil, diikuti oleh penurunan COGS (harga pokok penjualan). Di segmen penjualan mobil listrik, perseroan akan semakin memperluas portofolio pelanggan B2B (business to business) pada kuartal I 2024 dengan visi pembangunan berkelanjutan yang sebelumnya hanya B2G (business to Government).

Hal ini tercermin dari masih berlanjutnya penjualan bus listrik ke perusahaan swasta pada kuartal tahun berjalan. Perseroan telah menjajaki beberapa proyek kerja sama pada kuartal I 2024 untuk mendorong pengenalan dan penjualan mobil listrik di Indonesia, seperti membangun perusahaan patungan (Joint Venture) dengan salah satu perusahaan distribusi mobil terkemuka di Indonesia untuk memaksimalkan saluran penjualan. Selain itu, kami menandatangani kerja sama strategis dengan salah satu BUMN terbesar di Indonesia untuk memperoleh solusi pembiayaan ramah lingkungan melalui sistem e-MaaS (E-Mobility as a Service).

Penurunan penjualan ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seiring dengan terpuruknya industri otomotif nasional, seperti pemilihan presiden pada kuartal I 2024 yang membuat banyak pihak harus wait and see.

Selain itu, ketidakpastian situasi makro global yang berdampak pada pelemahan nilai tukar rupiah di tengah ketegangan kondisi geopolitik Timur Tengah menyebabkan melemahnya daya beli konsumen. Meski kondisi eksternal sulit, segmen manufaktur suku cadang mampu meningkatkan margin berkat pengelolaan keuangan yang baik.

Sedangkan untuk kendaraan listrik, perseroan secara konsisten terus menyelesaikan pembangunan kendaraan utilitas berbasis CKD (Completely Knock Down) pertama di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia. pada bulan September 2024.

Perusahaan terus mendukung entitas yang ingin mencapai tujuan emisi nol bersih. Pada tanggal 15 April 2024, dari 60 bus VKTR yang beroperasi pada jarak 5.432.358 km, perkiraan internal jumlah karbon yang berhasil dikurangi adalah 5.200 ton CO2, dengan faktor konversi sebesar 2,68 kg CO2/liter. , dan konsumsi solar 2,8 km/l.

Dibutuhkan sekitar 5.627 hektar vegetasi untuk menyerap 5.200 ton karbon dioksida, atau 237.000 pohon ditanam untuk menyerap emisi karbon dioksida, dengan asumsi satu pohon dewasa menyerap 22 kg karbon dioksida selama 20 tahun. .

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D