0 0
Read Time:1 Minute, 2 Second

JAKARTA – Majelis Lingkungan Hidup PBB pada pekan ini memperdebatkan resolusi mengenai radiasi matahari, sebuah teknologi kontroversial yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memantulkan sinar matahari kembali ke atmosfer.

Para pendukungnya mengatakan teknologi dapat mengurangi dampak perubahan iklim. Namun, “geoengineering” yang dapat menghancurkan sistem iklim ini sangatlah mudah. Efek penuhnya baru diketahui setelah penerapannya.

Seperti yang dilaporkan Science Alert, dokumen pertama resolusi tersebut menyerukan pembentukan komite ahli untuk mempelajari manfaat dan risiko modifikasi radiasi matahari. Proposal tersebut ditarik pada hari Kamis karena kurangnya konsensus mengenai masalah kontroversial tersebut.

Banyak negara di Selatan menyerukan agar tidak menggunakan radiasi matahari, dan hal ini merupakan sebuah dukungan. Perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia telah menguji bumi – kita tidak memerlukan penelitian lebih lanjut.

Di beberapa wilayah, geoengineering tenaga surya semakin populer sebagai solusi terhadap krisis iklim. Namun, penelitian menunjukkan potensi risiko teknologi, seperti:

Hilangnya ekosistem, terutama ketika teknologi berhenti secara tiba-tiba.

Ancaman terhadap ketahanan pangan, misalnya melalui pemadaman kebakaran dan salinisasi tanah

Pelanggaran hak asasi manusia berlangsung dari generasi ke generasi dan meninggalkan konsekuensi serius bagi generasi mendatang

Berikut beberapa contoh radiasi matahari dan kekuatannya:

Pada April 2022, sebuah perusahaan Amerika meluncurkan dua balon ke udara dari Meksiko tanpa izin pihak berwenang. Studi ini menyoroti kurangnya akuntabilitas dan transparansi dalam geoengineering.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D