0 0
Read Time:2 Minute, 30 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Masyarakat dunia menghadapi ancaman perang, terorisme, dan penyakit mematikan. Namun bagaimana jika bahaya sebenarnya adalah sesuatu di udara yang kita hirup setiap hari?

Penelitian terbaru yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menyimpulkan bahwa polusi dalam segala bentuknya kini menjadi ancaman yang lebih berbahaya bagi kesehatan dibandingkan gabungan perang, terorisme, malaria, HIV, tuberkulosis, obat-obatan dan alkohol. Secara khusus, para ilmuwan memperkirakan bahwa polutan yang disebabkan oleh manusia dan perubahan iklim berkontribusi terhadap tujuh juta kematian di seluruh dunia setiap tahunnya.

“Sekitar 20 juta orang di seluruh dunia meninggal karena penyakit kardiovaskular setiap tahunnya, dengan polutan memainkan peran yang semakin meningkat,” kata peneliti studi dan CEO Victor Chang Cardiac Research Institute di Australia, Profesor Jason Kovacic, seperti dilansir Study Finds, Selasa. (4/6). /2024).

Penyebab angka kematian global ini bukan hanya polusi dari gas buang pabrik atau cerobong asap. Studi yang dilakukan oleh para peneliti dari lembaga bergengsi di seluruh dunia ini menyoroti polusi yang kurang dikenal seperti polusi tanah, kebisingan, polusi cahaya, dan bahkan paparan bahan kimia beracun.

Menurut para peneliti, setiap individu akan terpapar polusi dalam berbagai cara mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur. Misalnya terbangun karena kebisingan lalu lintas lalu terpapar asap mobil dan membunyikan klakson dalam perjalanan ke tempat kerja. Di rumah, Anda mungkin tanpa sadar menggunakan produk yang mengandung bahan kimia yang belum teruji. Semua faktor ini telah terbukti membahayakan kesehatan jantung, menurut penelitian.

“Polutan telah mencapai seluruh penjuru dunia dan berdampak pada kita semua. “Kita menyaksikan kebakaran hutan yang belum pernah terjadi sebelumnya, peningkatan suhu, kebisingan jalan raya dan polusi cahaya yang tidak dapat ditoleransi di perkotaan, serta paparan bahan kimia beracun yang belum teruji di rumah kita,” kata Profesor Kovačič.

Lantas bagaimana polusi udara membuat jantung tidak sehat? Saat seseorang menghirup asap atau knalpot kebakaran hutan, racun tersebut masuk ke paru-paru dan aliran darah lalu beredar ke seluruh tubuh.

“Ini seperti mengirimkan penyerang kecil ke dalam sistem tubuh Anda yang akan menyebabkan kerusakan ke mana pun mereka pergi, termasuk jantung Anda,” kata Kovacic.

Suhu tinggi juga dapat mempengaruhi jantung. Saat hot flashes, jantung harus bekerja lebih keras untuk membantu mendinginkan tubuh. Selain itu, dehidrasi dan berkurangnya volume darah akibat berkeringat dapat menyebabkan masalah serius seperti gagal ginjal akut.

Paparan bahan kimia yang sering ditemukan pada produk rumah tangga juga menimbulkan ancaman kesehatan. Profesor Kovačič mengatakan ada ratusan ribu bahan kimia yang bahkan belum diuji keamanan atau toksisitasnya, apalagi dampaknya terhadap kesehatan.

“Statistiknya mengkhawatirkan. Polusi udara saja dikaitkan dengan lebih dari tujuh juta kematian dini setiap tahunnya, lebih dari setengahnya disebabkan oleh masalah jantung. Selama gelombang panas, risiko kematian kardiovaskular yang berhubungan dengan panas bisa meningkat lebih dari 100 juta jiwa. 10%,” ujarnya.

Berdasarkan temuan ini, para peneliti menyerukan kepada pemerintah di semua negara untuk mengambil tindakan tegas guna mengatasi masalah polusi yang terus berlanjut. “Kita perlu mengambil tindakan segera, seiring dengan berlanjutnya perubahan iklim dan polusi yang merembes ke udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan yang kita makan, dan tempat tinggal kita,” kata Kovačič.

 

 

 

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D