0 0
Read Time:2 Minute, 31 Second

dianrakyat.co.id Lifestyle – Satgas ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengeluarkan pernyataan publik menanggapi tren viral di media sosial tentang ASI yang membeku dan berubah menjadi bubuk karena kekeringan. Pernyataan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai tujuan, kesesuaian, manfaat, dan risiko penggunaan metode tersebut pada anak.

Metode liofilisasi atau pembekuan ASI menjadi bubuk dilakukan dengan tujuan untuk memperpanjang umur simpan ASI dari 6 bulan menjadi 3 tahun karena efisiensi penyimpanannya, kenyamanan ibu yang sering bepergian dan keinginan untuk terus memberikan ASI. susu di luar payudara. waktu cuti hamil Gulir untuk informasi lebih lanjut.

Freeze Drying merupakan proses pembekuan ASI pada suhu -50°C selama 3 hingga 5 jam, kemudian diubah menjadi susu bubuk menggunakan teknologi sublimasi selama 2 hari. Namun penggunaan ASI dingin di rumah menunjukkan perubahan fisik pada ASI utama, seperti kerusakan membran globula lemak dan perubahan selubung limfosit, serta penurunan komposisi komponen bioaktif dengan lamanya penyimpanan beku protein.

Ketua Satgas IDAI ASI, DR Dr Naomi Esthernita Fauzia Dewanto, Sp.A(K), menjelaskan pengaruh proses pengeringan beku terhadap aspek penting ASI masih belum sepenuhnya dipahami. Meski proses ini dapat menjaga struktur molekul susu, namun penggunaan suhu tinggi saat pengeringan dapat mempengaruhi rasa dan kualitas ASI. Belum ada penelitian yang memadai mengenai apakah ASI kering memiliki kandungan nutrisi yang tepat untuk bayi, termasuk zat aktif untuk kekebalan, tumbuh kembang bayi.

Tanpa adanya penelitian yang memadai, hingga saat ini belum jelas apakah ASI kering memiliki proporsi protein, lemak, karbohidrat yang tepat sebagai sumber zat gizi dalam jumlah yang dibutuhkan anak, serta zat aktif untuk imunitas dan tumbuh kembang anak. kata Dr.Noemi.

Selain itu, metode pengeringan tahan lama tidak melalui proses pasteurisasi untuk membunuh bakteri berbahaya sehingga dapat meningkatkan risiko kontaminasi, terutama jika menambahkan air ke dalam ASI bubuk sebelum bayi mengonsumsinya.

Satgas IDAI ASI juga memberikan komentar khusus apakah susu cold-arctic bisa dianggap Raḍāʿah yang diminati mayoritas umat Islam di Indonesia. Jika susu susu bubuk, susu bubuk payudara kering dapat kembali menjadi susu terlarut, dilarutkan dalam air, akan bertindak sebagai Raḍāʿah.

“Payudara dan payudara yang mengeluarkan ASI untuk bayi dapat menguras tenaga, dan dapat dimengerti jika para ibu menemukan cara termudah untuk memastikan bayinya terus menerima ASI.” Sangat disarankan agar ia menyusui langsung dari payudara ibu agar dapat terjalin hubungan yang erat antara ibu dan anak, menumbuhkan rasa aman dan meningkatkan ikatan antara orang tua dan anak. “Payudara bukan sekedar memberi ASI,” kenang Dr Noemi.

Meskipun metode pengeringan beku berpotensi mempermudah pengumpulan dan penyediaan ASI di luar rumah, karena kurangnya bukti melalui penelitian ilmiah, tidak ada aturan atau rekomendasi untuk penggunaan kesehatan, seperti CDC; AAP atau FDA.

Oleh karena itu, Satgas IDAI ASI mengingatkan kita untuk tidak lalai dalam memperkenalkan atau memberikan ASI padat kepada anak, terutama anak dengan kondisi medis tertentu seperti prematuritas atau memiliki penyakit imunologi atau kronis. Produk kolostrum ini tidak melalui proses sterilisasi dan berisiko terkontaminasi bakteri selama penyimpanan.

  6 Cara Meningkatkan Persediaan ASI untuk Memenuhi Kebutuhan Bayi Pemberian susu eksklusif untuk 6 bulan pertama dianjurkan oleh berbagai organisasi kesehatan dunia, termasuk WHO dan UNICEF. dianrakyat.co.id.co.id 30 Juni 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D