0 0
Read Time:1 Minute, 33 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengatakan, perubahan iklim bisa menimbulkan beberapa masalah kehamilan, salah satunya kelahiran prematur. Hal itu disampaikannya dalam acara “Peringatan HUT ke-73 Ikatan Bidan Se-Indonesia” yang disiarkan di Jakarta, Senin (24/06/2024).

Tema peringatan tersebut adalah “peran bidan dalam memperkuat sistem ketahanan nasional dalam krisis iklim melalui sinergi dan kerja sama”, yang sesuai dengan tema Hari Bidan Internasional tahun 2024 yaitu “Bidan: solusi iklim yang esensial”.

Hasto menjelaskan, menurut beberapa penelitian, pemanasan global dapat berdampak pada fisik dan akhirnya menyebabkan kelahiran prematur. “Kemudian juga ada pengaruhnya terhadap terhambatnya pertumbuhan intrauterin. Jadi BBLR juga meningkat. Banjir juga menimbulkan stres dan itu otomatis juga berdampak pada komplikasi kehamilan,” ujarnya.

Preeklampsia, menurutnya, juga semakin meningkat seiring dengan banyaknya pencemaran lingkungan. Preeklamsia merupakan suatu masalah kehamilan dimana tekanan darah ibu hamil meningkat, terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu pada wanita yang tekanan darahnya normal normal.

“Jadi ketika terjadi pemanasan global, muncul hal-hal baru, termasuk stres, sehingga permasalahan lama belum terselesaikan, hati-hati, menurunkan angka kematian ibu hingga 70 per 100 kelahiran hidup menjadi tantangan tersendiri,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini angka kematian ibu secara nasional sebesar 189 per 100.000 penduduk, dan pada tahun 2024 targetnya adalah 183 per 100.000 penduduk. Sedangkan pada tahun 2030, kata dia, targetnya adalah 70 per 100.000 penduduk.

Selain permasalahan kehamilan, menurutnya, perubahan iklim juga meningkatkan risiko kematian akibat panas dan pencemaran sumber air dan udara, serta penurunan kualitas udara yang dapat menambah permasalahan pernafasan dan kerawanan pangan.

Ia mencontohkan, bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, sanitasinya kurang aman dan bersih. Saluran toilet yang digunakan tidak berbentuk leher angsa sehingga tidak ada penutup air.

“Nah, kalau terjadi pemanasan global lalu permukaan air laut naik, saya tidak bisa membayangkan. Betapa sulitnya sanitasi kita, bagi masyarakat yang tinggal di pesisir pantai, di sepanjang pantai,” ujarnya.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D