0 0
Read Time:3 Minute, 43 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Strabismus merupakan kondisi umum pada anak-anak, dimana mata tidak menyatu dan melihat ke dua arah yang berbeda. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penampilan saja, namun juga bisa berdampak buruk pada perkembangan penglihatan.

Strabismus mempunyai nama lain yaitu strabismus. Hasilnya adalah penglihatan terdistorsi, penglihatan ganda, dan hilangnya persepsi kedalaman.

Strabismus atau mata juling diklasifikasikan berdasarkan arah mata. Berikut jenis-jenisnya yang diadaptasi dari Verywellhealth.com: Esotropia: Satu atau kedua mata menghadap ke dalam, tampak seperti “mata juling”. Eksotropia: Satu atau kedua mata mengarah ke luar, sehingga menimbulkan penampakan “mata parietal” atau “mata mengembara”. Pembesaran: Satu mata mengarah ke atas. Hipotopia: satu mata mengarah ke bawah.

Strabismus atau strabismus dapat menimbulkan berbagai gejala, antara lain: Penglihatan ganda (diplopia): Otak menerima dua gambar berbeda dari mata, sehingga menyebabkan penglihatan ganda. Miringkan atau putar kepala sambil melihat: Penderita strabismus mungkin memiringkan atau memutar kepala untuk menopang penglihatan kedua mata. Menutup atau menutupi satu mata: Penderita strabismus mungkin menutup atau menutup salah satu matanya saat melihat, baik dekat maupun jauh, untuk menghindari penglihatan ganda. Sakit kepala visual: Otak dipaksa untuk memproses dua gambar berbeda, yang dapat menyebabkan sakit kepala visual. Kesulitan membaca: Penglihatan ganda dan kabur akibat strabismus dapat membuat sulit membaca. Hilangnya persepsi kedalaman: Strabismus dapat mengganggu kemampuan merasakan jarak dan kedalaman, sehingga mengganggu koordinasi dan keseimbangan.

Strabismus, atau mata juling, sebenarnya merupakan akibat dari perkembangan abnormal sistem binokular otak. Sistem ini memungkinkan kita melihat secara tiga dimensi dan mengkoordinasikan pergerakan kedua mata saat melihat sesuatu dari dekat atau jauh.

Dalam beberapa kasus, strabismus bersifat bawaan, artinya kondisi ini sudah ada sejak lahir. Pada beberapa kasus kelahiran, strabismus bisa hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.

Namun, kondisi yang berkembang selama masa bayi, masa kanak-kanak, dan dewasa seringkali memerlukan perawatan medis.

Anak-anak dan dewasa muda lebih mungkin mengalami strabismus karena otot dan saraf yang mengontrol pergerakan mata belum berkembang sepenuhnya.

Penyebab strabismus bisa berupa kerusakan saraf atau disfungsi otot yang mengontrol mata. Ada juga beberapa faktor yang dapat meningkatkan risikonya, antara lain: Cedera mata: Cedera mata dapat merusak otot dan saraf yang mengontrol pergerakan mata sehingga menyebabkan strabismus. Diabetes: Diabetes dapat merusak saraf, termasuk saraf yang mengontrol otot mata. Penyakit Graves: Penyakit Graves merupakan penyakit autoimun yang menyerang kelenjar tiroid dan dapat menyebabkan masalah pada saraf optik. Sindrom Guillain-Barre: Sindrom Guillain-Barre merupakan penyakit autoimun yang menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kelemahan saraf optik. Racun kerang: Mengonsumsi kerang yang terkontaminasi racun tertentu dapat menyebabkan kelumpuhan mata, termasuk strabismus. Cedera otak traumatis: Cedera otak traumatis dapat merusak bagian otak yang mengontrol pergerakan mata, sehingga menyebabkan strabismus. Sindrom retraksi Duane: Sindrom retraksi Duane adalah cacat lahir yang mempengaruhi pergerakan mata dan dapat menyebabkan strabismus.

Strabismus dapat diobati dengan berbagai cara. Spesialis mata Anda, biasanya dokter mata, akan dapat menentukan rencana perawatan terbaik untuk setiap individu. 1. Penggunaan kaca

Salah satu perawatan yang paling umum adalah penggunaan kacamata yang dimodifikasi. Dalam kasus esotropia yang disebabkan oleh hiperopia yang tidak efektif, kacamata dapat membantu mata lebih fokus dan mengurangi kebutuhan untuk “memutar” mata ke dalam.

Lensa kontak bifokal mungkin diresepkan untuk mencegah penglihatan ganda saat membaca atau fokus dari dekat. Kamera ini terdiri dari dua bagian: bagian atas untuk penglihatan jauh dan bagian bawah untuk penglihatan dekat.

Lensa prismatik adalah jenis lensa lain yang dapat digunakan untuk mengatasi strabismus. Lensa ini membelokkan cahaya ke arah tertentu, membantu “meregangkan” gambar yang dilihat mata. 2. Terapi penglihatan

Terapi penglihatan (vision) adalah metode pengobatan strabismus yang bertujuan untuk meningkatkan kontrol dan koordinasi saraf optik. VT dapat membantu pasien menjadi lebih sadar akan penglihatannya dan mengajari mereka cara menguranginya.

Beberapa sistem VT menggunakan mesin atau perangkat lunak untuk memberikan umpan balik visual. Alat ini dapat membantu pasien mengetahui kapan matanya normal dan kapan tidak. 

Suntikan botox, atau botulinum toxin A, merupakan salah satu pilihan untuk mengobati strabismus pada anak-anak dan orang dewasa.

Cara kerjanya dengan menyuntikkan racun ke salah satu otot yang mengontrol pergerakan mata, sehingga membantu tubuh rileks dan memudahkan mata kembali ke posisi semula.

Botox bekerja dengan memblokir impuls saraf di otot yang terkena, menyebabkan kelumpuhan sementara. Hal ini memungkinkan otot mata lainnya untuk “mengambil alih” dan memanjangkan mata. Seringkali diperlukan beberapa suntikan, terutama pada kasus yang parah. 4. Tugas

Operasi saraf optik, yang dikenal sebagai miektomi, merupakan prosedur yang umumnya efektif untuk mengobati strabismus. Dalam penelitian ini, seorang dokter mata yang berspesialisasi dalam saraf mata menggunakan teknik berbeda untuk mengendurkan atau menstimulasi saraf tertentu di mata. Hal ini dilakukan untuk menyeimbangkan kekuatan otot mata dan meregangkan mata.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D