0 0
Read Time:2 Minute, 9 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan Jakarta, dr Zulvia Oktanida Syarif, SpKJ menyarankan agar praktik menulis jurnal syukur, sejenis buku harian, dilakukan secara rutin, sebagai salah satu cara untuk meringankan beban. perasaan tidak bahagia.

“Tulislah hal-hal yang kita syukuri, bahkan hal-hal sederhana yang patut kita syukuri. Kalau kita rutin melakukannya, bisa membantu kita menghilangkan perasaan tidak bahagia,” ujar Vivi, sapaan akrab Zulvia, saat ditemui seusai acara. peristiwa. “Jakarta Berjaga, Dinas Kesehatan Daerah DKI Jakarta” di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Minggu, (28/4/2024). 

Vivi mengatakan, isi jurnal rasa syukur sedikit berbeda dengan jurnal orang kebanyakan karena isinya bukan keluhan. Sebaiknya jangan menulis keluh kesah atau membandingkan kebahagiaan diri sendiri dengan kadar kebahagiaan yang datang dari luar diri.

“Ciptakan kebahagiaanmu sendiri karena semua orang berhak bahagia dan kebahagiaan itu milik kita sendiri,” kata Vivi.

Selain itu, Vivi juga menyarankan untuk menuliskan pencapaian sederhana yang Anda sukai, misalnya bertemu dengan orang yang Anda cintai, atau mengikuti kelas gym untuk mendorong Anda mengulangi kegembiraan itu keesokan harinya.

Vivi mengatakan, menulis jurnal rasa syukur dapat mengajarkan masyarakat untuk menerima kenyataan dan melihat segala permasalahan dari sudut pandang positif.

Bahkan, masyarakat bisa mengubah cara pandangnya agar tidak terlalu terpaku pada sisi negatifnya, sehingga bisa belajar dari pengalaman di kemudian hari, ketika masalah kembali muncul.

Hal yang sangat mendasar adalah peran penerimaan dan penghargaan yang baik terhadap diri sendiri. Jika seseorang dapat berlatih mengungkapkan bahwa mereka menerima dirinya dengan baik dalam situasi kehidupan yang mereka alami, hal ini akan membantu seseorang menjadi lebih bahagia.

Jakarta masuk dalam daftar 10 kota dengan tingkat stres tertinggi di dunia berdasarkan laporan 2021 Indeks kota paling sedikit dan paling stres Penelitian global lainnya dalam Survei Pelayanan Kesehatan 2023 yang mengkaji pandangan 23.274 responden dewasa . 31 negara pada periode 21-4 Juli. Agustus 2023 menyebutkan kesehatan mental menjadi masalah kesehatan yang paling mengkhawatirkan, di atas penyakit kanker.

Untuk itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyelenggarakan Jakarta Berjaga (Berjaga, singkatan dari Bergerak, Bekerja, Berolahraga dan Berbahagia). Salah satu inti acaranya adalah seminar edukasi kepada masyarakat tentang cara mencari kebahagiaan.

Dalam Jakarta Vigil, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengundang dokter spesialis jiwa dari RSUD Tarakan, Jakarta, dr.

Saat itu, dr Yenny menyarankan untuk mengurangi adiksi atau ketergantungan penggunaan gawai. Salah satunya dengan melakukan aktivitas fisik seperti olahraga relaksasi seperti jalan kaki dan yoga serta bersosialisasi untuk menciptakan hormon bahagia atau endorfin yang membuat tubuh terasa nyaman.

Ia juga mengatakan bahwa individu yang berjalan lebih dari 7.500 langkah sehari memiliki penurunan risiko penyakit kronis secara signifikan dibandingkan dengan mereka yang kurang aktif.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D