0 0
Read Time:3 Minute, 41 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Laporan keuangan Nvidia membuat saham Wall Street mencatatkan rekor tertinggi pada pekan lalu, data inflasi baru akan menguji pemulihan Wall Street.

Menurut Yahoo Finance, ditulis Senin (26/2/2024), Indeks S&P 500 dan Dow Jones naik 1 persen, sedangkan Indeks Nasdaq naik 0,6 persen pada pekan lalu Sejarah pada hari Jumat, 23 Februari 2024

Tantangan terbesar minggu ini kemungkinan besar adalah pembacaan Indeks Pengeluaran Konsumen (PCE) terbaru, yang merupakan ukuran inflasi pilihan Federal Reserve (Fed).

Tinjauan terhadap kepercayaan konsumen dan perkembangan terkini di sektor manufaktur juga akan menjadi fokus minggu ini. Laporan triwulanan minggu ini dari Salesforce, Lowe’s, Macy’s, Okta dan Best Buy juga akan dirilis.

Terakhir kali Indeks Harga Konsumen lebih tinggi dari perkiraan Pasar berguncang dan memicu aksi jual saham.

Menurut Yahoo Finance, hal itu mungkin terjadi lagi. Pengumuman inflasi final dijadwalkan pada hari Kamis minggu ini. Para ekonom memperkirakan inflasi inti tahunan. Ini termasuk fluktuasi pangan dan energi. Akan mencapai 2,4 persen pada Januari 2024, bulan sebelumnya. Para ekonom memperkirakan inflasi di bawah tingkat referensi sebesar 0,4 persen.

Kenaikan harga bulanan sebesar 0,4 persen merupakan peningkatan yang signifikan dari 0,2 persen pada bulan sebelumnya. Dan hal ini mencerminkan meningkatnya kekhawatiran bahwa inflasi masih lebih tinggi dari perkiraan semula.

 

Khususnya Hal ini akan menyebabkan inflasi dalam 6 dan 3 bulan ke depan. Sebelumnya di bawah target 2%, kini kembali di atas 2%, menurut tim ekonom Bank of America.

Ellen Zentner, ekonom AS di Morgan Stanley, mencatat bahwa kenaikan harga bulanan akan menyebabkan inflasi bergejolak dalam beberapa bulan mendatang.

Pasar memperkirakan tiga kali penurunan suku bunga pada tahun 2024, sejalan dengan perkiraan terbaru Federal Reserve (Fed) dan turun dari konsensus sebelumnya yaitu enam kali penurunan suku bunga pada bulan Desember. Berdasarkan data Bloomberg.

Di sisi lain, musim pelaporan pendapatan Q4 melambat, namun banyak perusahaan masih melaporkan hasil keuangannya. Ini mencakup banyak perusahaan di sektor ritel. Laporan keuangan minggu depan mencakup Macy’s, Best Buy dan TJX.

Simeon Siegel, seorang analis di BMO Capital Markets, mengatakan pertanyaan kuncinya adalah apakah belanja konsumen mulai melemah. Di Yahoo Finance, katanya saat ini, hasil kuartalan menunjukkan bahwa orang Amerika masih melakukan belanja barang “Ada persepsi inflasi pada barang kebutuhan pokok. Masyarakat tidak mau membeli secara bebas. Tapi saya tidak melihat hasilnya,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Cole Smead, CEO Smead Capital Management, mengatakan pasar saham AS Dalam posisi yang sangat berbahaya Hal ini disebabkan oleh tingginya lapangan kerja dan pertumbuhan upah.

Menurut Smead, hal ini menunjukkan kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh Federal Reserve (Fed) atau Bank Sentral AS belum memberikan dampak yang diinginkan. Data baru menunjukkan non-farm payrolls menambah 353.000 pekerjaan di bulan Januari. Angka ini jauh lebih tinggi dari perkiraan Dow Jones yang memperkirakan 185.000 pekerjaan.

Meskipun rata-rata upah per jam naik 0,6% per bulan, angka tersebut dua kali lebih tinggi dari perkiraan konsensus. Pengangguran tetap stabil pada rekor terendah 3,7%.

Angka tersebut dirilis setelah Ketua Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral tidak mungkin menurunkan suku bunga pada bulan Maret. Seperti prediksi beberapa pelaku pasar

Smead yang memprediksi ketahanan konsumen AS tepat dalam menghadapi kebijakan moneter yang lebih ketat.

Smead mengatakan risiko sebenarnya selama ini adalah kekuatan perekonomian. Sekalipun suku bunga naik 500 basis poin, satu basis poin sama dengan 0,01%.

“Kami tahu The Fed menaikkan suku bunga. Kita tahu hal ini menyebabkan bank bangkrut pada musim semi lalu. Dan kami tahu itu merugikan pasar,” kata Smead seperti dikutip CNBC, Selasa (6/2/2024).

Inflasi telah melambat tajam sejak puncak pandemi sebesar 9,1% pada bulan Juni 2022, namun Indeks Harga Konsumen AS naik 0,3% bulan ke bulan di bulan Desember. Hasilnya, tingkat inflasi tahunan menjadi 3,4%, lebih tinggi dari perkiraan dan juga lebih tinggi. lebih tinggi dari target yang diharapkan The Fed sebesar 2%.

Beberapa ahli strategi mengatakan bahwa memiliki data terbaru berarti upaya The Fed untuk membangun “Soft landing” bagi perekonomian mulai membuahkan hasil. Dan resesi sepertinya tidak akan kembali terjadi. Hal ini membatasi pertumbuhan ekonomi. Namun, sisi negatifnya terkait dengan pasar secara keseluruhan.

Direktur Pelaksana Charles Schwab Inggris Richard Flynn mengatakan pada hari Jumat bahwa hingga saat ini, Laporan ketenagakerjaan yang baik dapat menjadi peringatan bagi pasar.

“Dan meskipun penurunan suku bunga disambut baik, Namun semakin jelas bahwa pasar dan perekonomian akan beradaptasi dengan baik terhadap lingkungan tingkat suku bunga yang tinggi. Oleh karena itu, investor dapat menilai bahwa kebutuhan pelonggaran kebijakan moneter tidak terlalu mendesak,” katanya dalam sebuah pernyataan memorandum.

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D