0 0
Read Time:2 Minute, 20 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Beberapa pengemudi mungkin pernah bergelut dengan kesombongan pengemudi lain saat berada di jalan raya. Belum lama ini misalnya, seorang pengemudi mobil bernama Arie Febriant meludahi mobil pengemudi lain hanya karena ditegur usai menimbulkan kemacetan dengan parkir sembarangan di pinggir jalan.

Menurut ahli saraf Heidi Solberg, ada beberapa alasan mengapa pengemudi menjadi lebih mudah tersinggung saat berada di jalan raya. Bahkan seseorang yang dikenal baik pun bisa mengalami sikap mudah tersinggung seperti ini saat tidak sedang mengemudi.

Solberg mengatakan salah satu alasan utamanya adalah pengemudi seringkali sudah memiliki tujuan yang ingin dicapai atau aktivitas yang ingin dilakukan saat mengemudi. Ketika pengemudi lain mengganggu tujuan atau keinginan tersebut, perasaan marah atau jengkel mungkin muncul.

“(Gangguan) itu akan tampak menghalangi Anda mencapai tujuan yang Anda inginkan,” kata Solberg, dilansir The Naked Scientist, Senin (8/4/2024).

Alasan lainnya, pengemudi mobil umumnya tidak berinteraksi tatap muka atau langsung dengan pengendara saat berada di jalan raya. Sehingga ketika ia sedang marah kepada pengemudi lain, bisa saja pengemudi tersebut membentak atau bahkan mengumpat tanpa benar-benar terlibat dalam percakapan atau mendapat reaksi dari pengemudi lain tersebut.

Kemarahan yang dirasakan pengemudi saat berada di jalan tidak boleh dianggap remeh. AAA Foundation for Traffic Safety memberikan contoh, kemarahan di jalan berkontribusi terhadap 12.610 cedera dan 218 kematian selama periode 1990-1996 di Amerika Serikat.

Menurut American Psychological Association (APA), penelitian menunjukkan bahwa kaum muda lebih cenderung merasakan kemarahan yang membara ketika mereka berada di jalan. Selain itu, faktor lingkungan seperti jalanan yang macet atau macet juga bisa menjadi pemicu kemarahan di jalan.

Faktor psikologis juga berperan menyulut amarah pengemudi saat berada di jalan. Faktor psikologis ini bisa berupa kemarahan yang terlantar atau kecenderungan untuk melampiaskan kemarahan pada sesuatu atau orang lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya dan tingkat stres yang tinggi dalam hidup.

Menurut pakar manajemen stres Dr. Elizabeth Scott, ada beberapa hal yang dapat dilakukan pengemudi agar tidak terlalu marah saat berada di jalan. Berikut empat di antaranya, seperti dilansir VerywellMind:

1. Latihan pernapasan untuk melepaskan ketegangan dan rileks. Memfokuskan pikiran pada napas juga mengurangi rasa frustrasi selama ini.

2. Dengarkan musik, podcast, dan bahkan buku audio favorit Anda saat mengemudi. Musik mampu membuat pengalaman berkendara menjadi lebih menyenangkan. Sementara itu, podcast atau buku audio bisa menjadi sedikit pengalih perhatian agar pikiran Anda tidak terlalu fokus pada hal-hal membosankan di jalan.

3. Bersantai dengan teknik relaksasi otot progresif dan teknik relaksasi otot dalam. Kedua teknik ini dapat membantu melepaskan ketegangan yang timbul akibat duduk saat berkendara, sehingga pengendara dapat merasa lebih rileks baik secara fisik maupun mental.

4. Rencanakan waktu Anda dengan bijak. Seringkali kemarahan yang berlebihan saat mengemudi disebabkan oleh rasa frustasi karena pengemudi sedang terburu-buru. Usahakan untuk berangkat lebih awal dan buatlah rencana untuk mengatasi kemacetan, sehingga pengemudi tetap merasa santai meski perjalanan tidak begitu lancar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D