0 0
Read Time:3 Minute, 29 Second

dianrakyat.co.id, Batavia – PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (ANJT) merencanakan belanja modal sebesar 36,8 juta dolar atau sekitar Rp 577,98 miliar (jika kurs 15.706 dolar AS terhadap Rupiah) pada tahun 2024. untuk mendukung produksi dengan menggunakan buah segar cluster (TBS) dan kelapa sawit (CPO).

Direktur Keuangan Austindo Nusantara Jaya Nopri Pitoyo mengatakan pihaknya akan terus meningkatkan produksi TBS dan CPO pada tahun 2024. Perusahaan memperkirakan output TBS akan meningkat sebesar 6 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun lalu.

Nopri mengatakan pertumbuhan produksi TBS didukung oleh peningkatan hasil tanaman di Austindo Nusantara Jayadi, Papua Barat Daya, dan tanaman dewasa.

“Selanjutnya, kami memperkirakan harga TBS di luar negeri akan meningkat sehingga produksi CPO tumbuh lebih dari 300.000 mt pada tahun ini,” kata Nopri di situs anj-group, Minggu (3/3/2024). ).

Untuk mendukung target produksi tersebut, perusahaan telah mengalokasikan anggaran sebesar 36,8 juta dolar. Sebagian besar pengeluaran tersebut dialokasikan untuk membiayai beberapa program yang meningkatkan dukungan terhadap produk perusahaan, antara lain program reboisasi di Islandia dan restorasi pembangkit listrik Sumatera Utara untuk perusahaan. perkebunan di Afrika Selatan dan Papua.

Selain itu, terdapat rencana peninggian tanggul sungai di Sumut II, serta pembangunan pabrik pupuk di Sumut I yang akan menjadi perusahaan pupuk keempat ANJ.

“Kami yakin program-program ini akan mendorong pertumbuhan produktivitas kami di tahun-tahun mendatang, dengan praktik inovasi agronomi yang diharapkan dapat menghasilkan hasil tertinggi,” katanya.

Selain itu, tambahnya, komitmen pihaknya terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim akan melanjutkan aksi yang telah dilaksanakan ANJ pada tahun 2012, dengan memperkenalkan proses ESG sebagai bagian dari rencana perusahaan untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2030.

Menyongsong tahun buku 2023, pendapatan dan laba perseroan mengalami penurunan. Hal ini konsisten dengan penurunan harga jual rata-rata (HJR) CPO, PK, PK serta penurunan penjualan PK.

HJR CPO turun 12,9% menjadi 731 dolar per mt dibandingkan tahun lalu 840 dolar per mt. Selain itu, HJR PK juga turun sebesar 36,0% menjadi USD 358 per mt dan HJR PKO turun sebesar 33,1% menjadi USD 734 per mt pada tahun 2023.

Perusahaan melaporkan penurunan pendapatan sebesar 12,1 persen menjadi $236,5 juta atau setara Rp3,60 triliun pada tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Penurunan pendapatan ini mendorong laba periode berjalan menjadi 1,90 juta dolar AS atau sekitar Rp 29,01 miliar pada tahun 2023. Laba tersebut turun 91 persen dibandingkan periode sebelumnya menjadi 21,15 juta dolar atau sekitar Rp 314,57 miliar.

Sementara itu, laba periode berjalan yang mampu diraih induk perusahaan terpangkas 87,90 persen menjadi 2,62 juta pada periode 2023.

Nopri mengatakan, penurunan laba perseroan terutama disebabkan oleh penurunan HJR seiring dengan peningkatan biaya penyusutan dan bunga pada tahun 2023.

Selain itu, terjadi peningkatan biaya perkebunan di Papua Barat Daya, serta peningkatan luas perkebunan di Sumatera Utara dan Pulau Belitung. Pada saat yang sama, produksi pertanian ini akan mencapai tingkat terbaiknya dalam dua hingga tiga tahun ke depan.

Di sisi lain, harga pendapatan turun 4,8 persen menjadi 204,95 juta dolar pada tahun 2023 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 215,29 juta dolar. Dengan demikian, laba kotor akan berkurang 41,4 persen menjadi 31,55 juta pada tahun 2023. Pada tahun 2022, laba kotor tercatat sebesar 53,87 juta.

Perseroan melaporkan penurunan beban usaha sebesar 14,8 persen menjadi 12,44 juta dolar pada tahun 2023 dibandingkan periode sebelumnya sebesar 14,59 juta dolar. Laba bersih perusahaan pada tahun 2023 turun 51,3 persen menjadi $19,11 juta pada tahun 2022 dari $39,27 juta.

Beban operasional perusahaan naik 88,1 persen menjadi $9,86 juta pada tahun 2023 dari $5,24 juta pada periode yang sama tahun lalu. Pendapatan perusahaan adalah 0,0008 dolar pada tahun 2023 pada tahun 2022.

Perusahaan mencatat ekuitas meningkat 0,3 persen menjadi $425,32 juta pada tahun 2023, dibandingkan $424,11 juta pada periode yang sama tahun lalu. Total utang meningkat 5,8 persen menjadi $188,74 juta pada tahun 2023 dari $178,47 juta pada periode yang sama tahun lalu. Total aset perseroan meningkat 1,9 persen menjadi 614,07 juta dolar pada tahun 2023 dari posisi tahun 2022 sebesar 602,59 juta dolar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D