Jakarta – Israel waspada terhadap serangan rudal, drone dan senjata lain dari Iran dan sekutunya seperti Hizbullah dan Hamas juga akan dikerahkan untuk memastikan bom musuh tidak mendarat di tanah mereka.
Kelebihan senjata laser adalah memiliki amunisi yang tidak terbatas asalkan memiliki kekuatan dan harga yang murah. Alhasil, serangan drone dan rudal massal Iran tidak akan terulang kembali seperti beberapa waktu lalu, yang mana 9 rudal Iran jatuh di pangkalan Nabatim dan Ramon, mengakibatkan satu orang terluka tertimbun reruntuhan.
Dalam serangan malam tanggal 13 April 2024, Iran meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel. Pada saat yang sama, Hizbullah menembakkan puluhan roket ke posisi Pasukan Pertahanan Israel di Dataran Tinggi Golan dinding perisai.
Mekanisme populer, Rabu (21/8/2024) mencatat Interceptor Arrow 3 milik Israel berhasil menghancurkan rudal balistik saat berada di luar angkasa. Di ketinggian yang lebih rendah, ketapel David menghasilkan lebih banyak kerusakan.
Sementara itu, jet dan jet tempur Amerika membunuh banyak penyerang. Garis pertahanan terakhir adalah Iron Dome Israel, jaringan rudal pencegat yang dipandu radar.
Israel berhasil menghalau hampir semua serangan, rudal jelajah, rudal balistik, roket dan drone keluar dari angkasa. “Israel adalah sebidang tanah sempit dengan banyak konsentrasi penduduk perkotaan. Hal ini tidak meninggalkan banyak kedalaman, jadi penting untuk menghindari risiko dalam penerbangan,” kata James Black, asisten direktur di RAND Europe, sebuah lembaga pemikir nirlaba.
Namun, sistem pertahanan udara Israel yang canggih dan berlapis tidak dapat menghentikan semuanya. Drone, rudal dan roket dikoordinasikan untuk menyerang dalam gelombang untuk menghancurkan pertahanan Israel dan menghilangkan persediaan pencegat kali ini, namun para perencana Israel tahu bahwa ini hanyalah permainan angka.
“Ketika Anda melihat Israel dan Ukraina, kita melihat pertahanan menggunakan rudal lebih cepat dibandingkan kemampuan industri untuk menggantikannya,” kata Black. Oleh karena itu, Israel menginginkan sistem pertahanan udara yang tidak pernah kehabisan amunisi, yakni iron beam.
Paket bantuan AS sebesar $1,2 miliar atau setara Rp18,5 triliun akan membantu membiayai peluncuran Iron Beam, sistem laser unik milik Israel yang dirancang untuk menembak jatuh rudal, roket, dan drone.