0 0
Read Time:4 Minute, 3 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 2,7% pada pekan pertama Juli 2024 mencerminkan penurunan inflasi dan peningkatan cadangan devisa.

Selain itu, apresiasi nilai tukar rupiah dibatasi hingga Rp160.000 per dolar AS. Hal ini meningkatkan optimisme investor terhadap keadaan negara.

Sentimen global juga kemungkinan besar akan kuat dan tidak ada potensi risiko baru sehingga investor asing mulai kembali masuk ke pasar saham Indonesia, menurut kelompok analis Barexa.

Investornya masih antara lain PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Berikut rekomendasi perdagangan saham yang dikutip dari Barexa Research, Senin (8/7/2024): 1.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI): Kelemahan Beli

Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 10 poin atau 0,21% ke Rp 4.700 pada Jumat 5 Juli 2024. Barexa Analyst Group melihat BBNI melanjutkan tren bullish jangka pendeknya sejak pertengahan Juni dan kemungkinan akan mencapai titik terdekatnya. target Rp 4.900.

Rekomendasi kelemahan beli Bareksa Analysis Group pada saham BBNI adalah Rp 4600 dan Rp 4700. Kemudian target harga antara Rp 4800 hingga Rp 4900 dan stop loss Rp 4480. 2.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS): Kelemahan beli

Harga saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) berubah menjadi Rp 2.490 pada Jumat 5 Juli 2024. Barexa Analysis Group menunjukkan BRIS menguji level MA 15 dan MA 60 yang menunjukkan berpotensi terjadi death cross atau kemunduran sementara (retracement).

 

 

BRIS masih menjadi salah satu saham yang paling banyak dibeli investor asing sejak bulan Juni, sehingga jika terjadi pullback, Barexa Analyst Group merekomendasikan beli kelemahan dengan kisaran masuk Rp 2420 dan Rp 2490. Target harga Rp 2570 hingga Rp 2620, stop loss Rp 2350 3.PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM): Kelemahan Beli

Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) ditutup menguat 60 poin atau 2,03% pada Rp 3.020 pada Jumat 5 Juli 2024.

Bareksa Analysis Group melihat saham TLKM menguji ulang level support MA15 dan mempertimbangkan kelemahan pembelian jika tetap di level saat ini.

Saham TLKM memiliki kisaran beli Rp 2950 dan Rp 3020. Saham TLKM memiliki target harga Rp 3090 dan Rp 3140, dengan stop loss Rp 2860.

 

Penafian: Semua keputusan investasi ada di tangan pembaca. Riset dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. dianrakyat.co.id tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang diakibatkan oleh keputusan investasi.

Sebelumnya, data perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 1-5 Juli 2024 berbeda. Hal ini tercermin pada kinerja dan nilai pasar IHSG.

Berdasarkan data bursa, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan ini naik 2,69% menjadi 7.253.372 dari akhir pekan lalu 7.63.577. Volume perdagangan minggu ini adalah 24,44%, dari 761,000 pada akhir minggu lalu menjadi 947,000.

Pekan ini juga terjadi peningkatan kapitalisasi pasar bursa, dari Rp 12,902 triliun menjadi 12,3114 triliun.

Dari sisi rata-rata harian volume perdagangan bursa pada pekan ini, mengalami perubahan sebesar 18,79%, yaitu dari 19,147 miliar lembar saham pada pekan lalu menjadi 15,55 miliar lembar saham. Rata-rata nilai perdagangan harian bursa pada minggu ini berubah sebesar 34,09% dari minggu lalu sebesar Rp 16,16 triliun.

Hingga Jumat 5 Juli 2024, aktivitas investor asing mencapai nilai beli bersih Rp558,44 miliar. Investor asing membeli 2,6 triliun saham pada 1-5 Juli 2024.

Ada daftar saham selama sepekan, serta beberapa obligasi dan sukuk di BEI. Pada hari Rabu tanggal 3 Juli 2024, perdagangan BEI dibuka sehubungan dengan pencatatan perdana saham BE SORya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) di Papan Akselerator BEI. SPRE akan menjadi perusahaan ke-26 yang tercatat di BEI pada tahun 2024.

Pada hari yang sama, Obligasi Berkelanjutan V WOM Finance PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk Tahap 1 Tahun 2024 dan Obligasi Berkelanjutan IV MNC Capital Indonesia Tahap 2 ID24 PT MNC Capital Indonesia Tbk mulai dicatatkan. Keduanya bernilai Rp1 triliun dan Rp399 miliar. Peringkat PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) untuk obligasi ini adalah idAA+ (Double A Plus) dan idBBB+ (Triple B Plus).

Pada akhir pekan, BEI diperdagangkan pada rekor tertingginya pada Jumat 5 Juli 2024. Antara lain, PT Cipta Perdana Lancar Tbk (PART) yang terdaftar di Papan Pengembangan BEI menjadi perusahaan peringkat 27 BEI tahun 2024.

 

Sedangkan daftar awal Obligasi Integrasi Ekosistem 2024 dilakukan oleh PT Integration Network Ecosystem. Obligasi tersebut dicatatkan di BEI dengan harga Rp 600 miliar. Peringkat PEFINDO untuk obligasi ini adalah idA- (Single A Minus).

Selain itu, pada hari yang sama tercatat Obligasi Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tbk PT Dayamitra Telekomunikasi Tahun 2024 Tahap 1 dan Sewa Sukuk Berkelanjutan I Dayamitra Telekomunikasi Tahap 1 masing-masing senilai Rp 240,26 miliar dan Rp 10,2 miliar. Hasil pemeringkatan PEFINDO terhadap obligasi dan sukuk tersebut adalah idA (Triple A) dan idA (Triple A) Syariah. 

Pada hari yang sama di BEI dilakukan pencatatan perdana Obligasi Berkelanjutan IV Lautan Luas PT Lautan Luas Tahun 2024. Nilai obligasi yang dicatatkan sebesar Rp 285,5 miliar.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D