0 0
Read Time:1 Minute, 15 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA – Bunuh diri remaja masih menjadi masalah serius yang perlu mendapat perhatian. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menyebutkan, setiap tahunnya orang yang melakukan bunuh diri berjumlah lebih dari 800 ribu orang dan mereka adalah kaum muda.

Peneliti spesialis muda Pusat Penelitian Gizi dan Kesehatan Masyarakat BRIN, Yurika Fauzia Wardhani menjelaskan, bunuh diri merupakan fenomena kompleks yang akar permasalahannya dapat dipastikan secara langsung. Namun menurut analisis Yurika, bunuh diri di kalangan muda sering kali terjadi karena tekanan akademis dan sosial.

“Bagi generasi muda, situasi bunuh diri muncul karena tekanan akademik dan sosial, harapan sukses dan kemampuan akademik yang tinggi,” kata Yurika dalam keterangan tertulisnya, dikutip Minggu (4/8/2024).

Selain itu, kata Yurika, kasus bunuh diri anak muda seringkali dipengaruhi oleh perubahan mood, emosi, masalah keluarga, menjadi korban bullying, dan pengaruh media sosial. “Ada juga yang disebabkan oleh masalah kesadaran diri, serta kurangnya dukungan atau support system di sekitar orang baru,” jelas Yurika.

Ia menemukan bahwa menurut gender, laki-laki memiliki tingkat bunuh diri yang lebih tinggi. Menurutnya, hal ini erat kaitannya dengan budaya masing-masing negara. Norma sosial bahwa laki-laki harus kuat, kuat, dan tidak mengeluh. Oleh karena itu, ketika mempunyai masalah yang serius, mereka cenderung menyembunyikan diri.

“Jika Anda menyimpan beban dan masalah sendirian, Anda berisiko mengalami depresi, yang berujung pada bunuh diri,” ujarnya.

Untuk mengurangi angka bunuh diri di kalangan generasi muda, Yurika menekankan pentingnya membangun layanan kesehatan mental yang lebih baik. Selain itu, pemerintah dan organisasi terkait dinilai perlu membuat program pencegahan bunuh diri.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D