dianrakyat.co.id, Jakarta Kabar duka baru saja tersiar dari dunia perfilman Tanah Air. Aktor veteran Dorman Borisman telah meninggal dunia. Kabar meninggalnya Dorman Borisman diterima dianrakyat.co.id dari informasi pihak keluarga melalui pesan singkat.
Menurut keluarga almarhum, Dorman Borisman meninggal dunia pada usia 73 tahun di RS Moch. Ridwan Meuraksa Jakarta pada Selasa (07/05/2024) pukul 19:18 WIB. Jenazah Dorman dimakamkan di rumah duka di Kecamatan Dukuh, Kramat Jati, Jakarta Timur.
Jenazah Dorman diperkirakan akan dimakamkan hari ini (5 Agustus 2024). Pihak keluarga pun meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan Dorman dalam hidupnya melalui pesan kepada wartawan.
Ke depan, Dorman Borisman sudah cukup panjang berkarier di dunia perfilman Tanah Air. Ia melakukan debut aktingnya pada tahun 1970 dan melanjutkan karirnya hingga tampil dalam film yang dirilis pada tahun 2019. Apa karir almarhum? Berikut detailnya.
Lahir pada 5 Februari 1951, Dorman Borisman dikenal pertama kali memasuki dunia hiburan sebagai pengisi suara dalam film The First Kiss tahun 1970.
Setelah itu, Dorman diketahui tampil di film bersama Rana Karna. Dari Suchi Primadon (1977), Youth Biennale (1978), Rejected Children (1979), The Joy of Love (1980), hingga Romano Piccisano (1980).
Selain itu, Dorman Borisman juga banyak tampil di film Warkop. Salah satu film terkenal Warkop yang dibintanginya adalah Manusia 6.000.000 Dolar (1981).
Dorman juga kerap tampil di drama yang dibintangi Elvi Soukaes, film horor Susanna, bahkan film aksi besar yang dibintangi Barry Prima.
Pada tahun 1990 hingga 2010, Dorman Borisman sangat aktif di dunia akting, meski hampir semua film tidak menampilkan dia sebagai pemeran utama. Namun, pada era 1990-an dan 20-an, ia lebih aktif tampil di telenovela atau serial televisi.
Nama Dorman Borisman semakin melambung setelah ia tampil di sinetron superhero Saras 008 pada tahun 1998 hingga 2004. Dalam sinetron tersebut, Dorman tampil sebagai sosok bernama Detektif Mass Judis yang kerap membantu Saras dalam aksi lucunya.
Selain itu, Dorman juga sempat tampil di beberapa film era 1990-an seperti Katak Pialang Untung Besar hingga Taksi. Taksi menandai reuninya dengan Rana Karna setelah ia hampir selalu tampil di film horor Susanna pada pertengahan hingga akhir 1980-an.
Pada tahun 2000-an, Dorman tampil di film Kala dan 9 Naga. Baru pada tahun 2010-an Dorman muncul di banyak film. Mulai dari Prajurit Kumbang, Garuda di Dhadaku 2, Pemburu Gajah, Surat Kecil untuk Tuhan, hingga tahun 2019 terakhir ia terlihat berakting di Nouveau Riches.
Meski hampir membintangi semua film yang berjumlah lebih dari 60 judul dan ratusan telenovela, Dorman Borysman kerap tampil sebagai tokoh Batak. Aksennya saat berdialog memiliki kualitas yang tidak akan mudah dilupakan publik hingga lima dekade ke depan.
Menurut berbagai sumber, meski mahir berdialog beraksen Bata, Dorman Borisman jelas memiliki latar belakang Jawa yang kuat. Setelah hal ini terungkap ke publik, nama Dorman Borisman pun menjadi bahan perdebatan publik di Tanah Air.
Sebelum meninggal, Dorman Borisman beberapa kali dirawat di rumah sakit karena penyakit diabetes. Pihak keluarga akhirnya memutuskan menerima saran dokter untuk mengamputasi kaki almarhum.
Eddie Carcito, kerabat sekaligus mahasiswa seni Dorman Borisman, mengungkap riwayat penyakit yang diderita almarhum sebelum meninggal.
“Adik ini sudah keluar masuk rumah sakit selama 5 tahun terakhir, jadi dia dirawat di beberapa rumah sakit. Ini pertama kalinya kakak saya terserang stroke. Pukulan pertama aman, namun pukulan kedua memperburuk kondisinya. makanya dia dirawat,” kata Eddie Carcito melalui telepon, Selasa (7/5/2024).
“Adikku hanya mengidap satu penyakit. Dia menderita diabetes dan tanda-tanda anemia. Lalu sejak September 2023, adik saya kesulitan berkomunikasi secara verbal. “Dia hanya duduk, tidur, bangun, tapi dia masih bisa berkomunikasi dengan gerak tubuh.” lanjut Eddie.
Eddie melanjutkan, kesehatan Dorman Borisman semakin memburuk sejak Ramadhan lalu. Jempol kaki Boris bengkak, menandakan dia menderita diabetes.
Menurut dia, pihak keluarga kembali meragukan usulan dokter untuk melakukan operasi amputasi kaki almarhum. Hingga akhirnya dia mengambil tindakan sekitar 3 hari yang lalu.
“Sejak puasa kemarin, kondisi adik saya semakin parah. Kemudian jempol kaki mulai bengkak dan berdarah karena gula tersebut,” ujarnya.
“Sekitar tiga hari lalu, dia dioperasi, kaki kanannya diamputasi. Sejak diamputasi hingga saat ini, ia meninggal di unit perawatan intensif. Saat ini adik saya dinyatakan meninggal,” kata Eddie.
Selamat tinggal, Dorman Borisman.