0 0
Read Time:3 Minute, 39 Second

Darmawan Prasodjo, Presiden Direktur dianrakyat.co.id Jakarta, PT PLN (Persero), mengatakan di tengah ketidakpastian perekonomian global, volatilitas nilai tukar, dan kondisi makroekonomi yang kurang menguntungkan, perusahaan yang dipimpinnya berhasil meraih kinerja mengesankan.

PLN tidak hanya meningkatkan penjualan dan laba bersih, perusahaan energi milik negara itu juga mampu mengurangi beban utang secara signifikan, yang mencerminkan perbaikan signifikan dalam pengelolaan keuangan.

“Utang kita sudah bisa turun drastis. Di sini kita punya DSCR (Debt Service Coverage Ratio), semakin tinggi maka semakin baik secara finansial, ini rasio pendapatan operasional terhadap masa dinas kita,” kata Darmawan dari RDP bersama Komisi XII DPR. . RI, Senin (12/2/2024).

Salah satu pencapaian yang menonjol dalam laporan keuangan PLN adalah peningkatan debt service coverage ratio (DSCR). Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban utangnya dengan pendapatan operasionalnya. Pada awal periode, DSCR PLN berada di angka 1,4. Namun kini meningkat menjadi 1,7 yang menandakan PLN lebih mampu membayar utangnya. 

Jadi pendapatan operasionalnya tinggi, hari pelayanannya rendah, rasionya semakin tinggi, dulu 1,4 sekarang 1,7, jadi posisi keuangan cukup sehat, ujarnya.

Menurutnya, dengan DSCR yang lebih tinggi, posisi keuangan PLN dinilai semakin sehat dan berkelanjutan sehingga memberikan kepercayaan lebih kepada investor dan pemangku kepentingan.

Selain itu, kepercayaan dunia internasional terhadap PLN juga semakin menguat. Kenaikan credit rating yang diperoleh PLN menjadi bukti nyata menguatnya posisi keuangan perseroan.

“Kami melihat kepercayaan internasional juga meningkat, kredit PT PLN Persero juga meningkat,” ujarnya.

     

Transformasi PLN membuahkan hasil terutama dengan fokus pada peningkatan aspek operasional dan internal perusahaan. Pada tahun 2023 hingga 2024, PLN menerima beberapa penghargaan bergengsi di dalam dan luar negeri. 

Transformasi tahap pertama yang berfokus pada perbaikan operasional telah menunjukkan hasil yang sangat positif, kata Darmawan. Langkah strategis ini tidak hanya membantu PLN mengelola sumber daya secara lebih efisien, namun juga memperkuat posisi PLN sebagai perusahaan yang tangguh dalam menghadapi tantangan perekonomian global.

Dengan pencapaian tersebut, PLN tidak hanya berhasil menghadapi tantangan eksternal, namun juga menunjukkan komitmennya terhadap transformasi berkelanjutan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat, menjaga keberlanjutan finansial, dan memperkuat daya saing global.

“Jadi dari transformasi tersebut, pada tahun 2023 hingga 2024, kami mendapatkan penghargaan besar dari dalam dan luar negeri karena berhasil menjalankan transformasi tahap pertama yang berfokus pada operasional internal dan PT PLN Persero,” tutupnya. . .

 

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia sedang bergerak menuju transformasi besar di sektor energi.

Salah satu caranya adalah dengan beralih dari pembangunan berbasis bahan bakar fosil ke pengembangan energi terbarukan. 

Darmawan mengatakan kebijakan tersebut mencerminkan tekad untuk menciptakan sistem energi yang lebih bersih, terjangkau, dan berkelanjutan.

Untuk mencapai hal ini, Indonesia berencana meningkatkan kapasitas pembangkit listriknya hingga 100 gigawatt (GW) pada tahun 2040.

Dari total tersebut, 75 GW berasal dari sumber energi terbarukan (EBT) yang meliputi energi surya, angin, air, dan biomassa. Selain itu, 5 GW merupakan pembangkit listrik tenaga nuklir, sedangkan sisanya, sekitar 20 GW, masih bergantung pada tenaga gas.

“Jadi ke depan mulai hari ini hingga tahun 2040, kita akan membangun tambahan kapasitas pembangkit sebesar 100 gigawatt. Dan 75 gigawatt berbasis energi baru terbarukan, 5 gigawatt berbasis nuklir, dan hanya 20 gigawatt berbasis gas,” kata Dharmavan. . dikatakan Jumat, di Menara BTN, Jakarta, rangkaian dialog interaktif kedua Program 3 Juta Rumah (29/11/2024) digelar. 

Menurut dia, langkah besar ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang merupakan penyumbang besar emisi karbon.

Dengan demikian, Indonesia tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan energi dalam negeri, namun juga berperan aktif dalam upaya global untuk mengurangi dampak perubahan iklim.

 

Selain itu, kebijakan energi ini juga menekankan pada penyediaan tidak hanya energi bersih tetapi juga terjangkau bagi masyarakat.

Dalam visi Presiden Prabowo Subianto, “energi bersih yang terjangkau” adalah kunci untuk mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. 

Menyediakan energi yang terjangkau dan ramah lingkungan diyakini akan menarik investasi ramah lingkungan secara signifikan.

Investasi ini berpotensi menciptakan lapangan kerja baru serta berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, kita harus bisa menyediakan energi yang terjangkau namun bersih, energi bersih yang terjangkau. Mengapa? Di sini akan banyak investasi yang berbasis pada investasi ramah lingkungan,” ujarnya.

Dengan demikian, perekonomian Indonesia diharapkan dapat tumbuh sebesar 8% per tahun seperti yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto.

“Investasi hijau ini tentunya akan menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan dalam prosesnya justru akan mengurangi kemiskinan, mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat dan mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% seperti yang dijanjikan Presiden Prabowo Subianto,” tutupnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D