0 0
Read Time:1 Minute, 23 Second

dianrakyat.co.id, JAKARTA — Alasan umum perokok tidak berhenti merokok adalah karena khawatir akan obesitas. Sebelumnya, penelitian menemukan bahwa nikotin, bahan aktif dalam rokok, menekan nafsu makan dan meningkatkan berat badan.

Kini, penelitian baru membantah klaim tersebut. Para ilmuwan melaporkan bahwa merokok justru meningkatkan lemak perut.

Lemak perut terutama merupakan lemak yang ditemukan jauh di dalam perut. Lemak ini dikaitkan dengan risiko lebih tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, stroke, dan demensia.

Dilansir Daily Mail, Jumat (22/3/2024), peneliti dari Universitas Kopenhagen, Denmark menggabungkan hasil berbagai penelitian genetik yang melibatkan lebih dari satu juta orang. Mereka memperhatikan bahwa orang-orang yang memiliki gen yang berhubungan dengan merokok memiliki distribusi lemak tubuh yang berbeda dibandingkan bukan perokok.

Analisis tersebut menemukan bahwa orang yang mulai merokok, dan terus merokok seumur hidup, dikaitkan dengan peningkatan lemak perut. Terutama ini adalah lemak visceral.

Lemak jenis ini merupakan lemak yang menutupi organ perut, bukan lemak di bawah kulit. Selain itu, lemak visceral tidak sulit dideteksi.

Oleh karena itu, seorang perokok mungkin memiliki perut yang rata. Namun, Anda masih memiliki lemak tidak sehat, yang meningkatkan risiko penyakit serius.

“Efek merokok terhadap lemak perut tampaknya tidak bergantung pada faktor-faktor lain seperti status sosial ekonomi, penggunaan alkohol, ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) atau seberapa besar risiko yang diambil seseorang,” kata penulis utama Dr. kata Carrasquila dari Jerman.

Dari perspektif kesehatan masyarakat, temuan dari Universitas Kopenhagen ini menekankan pentingnya upaya besar untuk mencegah dan mengurangi kebiasaan merokok pada masyarakat umum. Sebab, hal ini juga bisa membantu dalam mengurangi lemak perut dan segala penyakit kronis yang terkait dengannya.

“Mengurangi risiko kesehatan utama pada manusia, secara tidak langsung, akan mengurangi risiko kesehatan utama lainnya,” kata Dr. Carrascilla.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D