0 0
Read Time:1 Minute, 45 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Yayasan Konsumen Indonesia (YLKI) menilai wacana dukungan KRL Jabodetabek berdasarkan nomor induk kependudukan (NIK) tidak tepat. Di sisi lain, kenaikan tarif KRL dinilai lebih bisa diterima.

Pengurus Harian YLKI Agus Suyatno menilai isu pemblokiran subsidi KRL berbasis NIK menimbulkan kebingungan di kalangan konsumen. Pasalnya, dikhawatirkan akan muncul dua rasio berbeda di masyarakat.

“Jadi dalam hal ini Kemenhub jangan sampai ada kata pajak ada dua, yang satu disubsidi dan yang tidak, malah malah menimbulkan kebingungan di masyarakat,” kata Agus kepada dianrakyat.co.id, Jumat (30/8). . ). /2024).

Dia masih melihat kemungkinan kenaikan pajak lebih besar. Mengingat revisi tarif KRL sudah lama tidak dilakukan. Namun kenaikan tarif KRL Jabodetabek harus dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan.

“Sebaiknya Kementerian Perhubungan dan PT KAI menyatakan dengan jelas, misalnya tarif KRL Jabodetabek akan naik seperti itu. Karena memang ada peluang bagi KAI untuk menaikkan tarif, tidak ada kenaikan tarif atau penyesuaian tarif. untuk waktu yang lama,” katanya.

“Jadi tidak masalah jika pemerintah memutuskan menaikkan pajak, tapi juga manfaat apa yang didapat konsumen dari kenaikan pajak tersebut,” imbuhnya.

YLKI sendiri, kata Agus, melakukan survei kepada pengguna KRL Jabodetabek mengenai rencana kenaikan tarif. Hasilnya, mayoritas setuju perlunya amandemen.

 

Agus mengatakan, hasil penelitian menunjukkan kemampuan pelanggan membayar dan kemauan membayar jika harga naik.

“Iya, menurut perhitungan YLKI, YLKI melakukan kajian pada tahun 2021-2022. Ternyata kemampuan membayar dan kemauan membayar itu saling berkaitan, jadi jumlah masyarakat atau pengguna sudah siap dan bisa menyesuaikan tarifnya. kondisi yang dipelajari, kan?

Jadi misalnya ada lift pertama yang jaraknya 25 kilometer, tidak masalah asalkan ada perpanjangan pelayanan,” imbuhnya.

 

Namun menurutnya, kenaikan pajak bisa dilakukan secara bertahap. Untuk diketahui, KAI Commuter juga sedang dalam proses penambahan fasilitas KRL Jabodetabek.

Oleh karena itu KAI dan Kementerian Perhubungan dapat mempublikasikan atau menginformasikan bahwa akan ada kenaikan pajak atas diskon yang didapat konsumen atau konsumen. Oleh karena itu sosialisasi ini juga penting untuk disampaikan kepada masyarakat, dan juga penting untuk dikelola. sosialisasi yang tidak menimbulkan kebingungan di masyarakat,” ujarnya.

Agus membuka kemungkinan penerapan reformasi perpajakan mulai tahun depan, 2025. Asalkan sosialisasi dilakukan mulai sekarang.

“Kalau terjadi pada tahun 2025, masih ada waktu untuk mengumumkannya,” pungkas Agus.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D