dianrakyat.co.id, Jakarta – Nezar Patria dan Angga Raka Prabowo kembali dipercaya Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi Wakil Menteri Komunikasi dan Digital – mantan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) – di Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Nezar Patria sendiri dikenal sebagai aktivis dan jurnalis yang aktif dalam gerakan reformasi. Demikian dilansir Antara, Minggu (20/10/2024).
Nezar Patria dinilai memiliki keahlian dan pengalaman yang relevan sehingga namanya dianggap masuk dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Sedangkan Angga Raka Prabowo merupakan politikus Partai Gerindra yang menjabat sebagai Direktur Komunikasi dan Ketua Media Kampanye tim kampanye nasional Prabowo-Gibran pada pemilu 2024.
Angga Raka Prabowo juga pernah menjabat Sekretaris Prabowo pada tahun 2014 hingga 2017 dan saat ini menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra.
Namanya kembali mencuat pada 2021 saat ia dilantik oleh Prabowo sebagai komisaris PT Teknologi Militer Indonesia (TMI).
Meutya Hafid dilantik Presiden Prabowo Subianto sebagai Menteri Komunikasi dan Digital pada Kabinet Merah Putih periode 2024-2029.
Sebelumnya, pada masa Presiden Joko Widodo (Jokowi), kementerian tersebut bernama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo). Dalam hal ini, Meutya Hafid Budi menggantikan Arie Setiadi.
Lantas bagaimana profil dan rekam jejak Meutya Hafid selama berkarir di dunia politik?
Wanita kelahiran 3 Mei 1978 ini menjabat sebagai Ketua Komite I DPR RI periode 2019-2024 (berasal dari Daerah Pemilihan I Sumut).
Meutya Hafid terpilih kembali menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029 di daerah pemilihan yang sama. Ini merupakan ketiga kalinya perempuan asal Bandung itu terpilih menjadi anggota DPR.
Ia terpilih setelah pertama kali menjabat melalui mekanisme penggantian sementara (PAW) menggantikan Burhanuddin Napitupulu yang meninggal pada 2010. Demikian kutipan Antara, Minggu (20/10/2024).
Sebagai Ketua Komite I DPR RI, Meutya Hafid menangani bidang luar negeri, pertahanan, komunikasi, serta IT dan intelijen.
Sebelumnya, Meutya Hafid memiliki pengalaman luas sebagai jurnalis televisi. Ia mulai dikenal publik setelah insiden penyanderaan di Irak pada tahun 2005 dengan seorang juru kamera.
Meutya memutuskan untuk berkarir di dunia politik dengan bergabung ke Partai Golkar pada tahun 2009 sebagai anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan I Sumut.
Ia terus meraih kesuksesan dan terpilih kembali untuk beberapa periode berikutnya.
Sebagai seorang politikus, Meutya Hafid berperan penting dalam meningkatkan keterwakilan perempuan di parlemen dan memperjuangkan isu gender.
Ia menjadi salah satu suara utama dalam pembelaan hak-hak perempuan dan anak serta mendukung peran perempuan yang lebih besar di berbagai bidang, termasuk politik.
Meutya menempuh pendidikan dasar dan menengah di Jakarta dan kemudian melanjutkan ke sekolah menengah atas di Crescent Girl’s School di Singapura, lulus pada tahun 1997.
Ia kemudian melanjutkan studinya di Universitas New South Wales, Australia, memperoleh gelar sarjana pada tahun 2001. Kemudian, pada tahun 2018, ia menyelesaikan gelar masternya di Universitas Indonesia.