dianrakyat.co.id, Jakarta – PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter kembali mendatangkan KRL dari China. Total ada 8 seri KRL yang akan dikerjakan CRRC Sifang.
Sekretaris Perusahaan KAI Commuter Anne Purba mengatakan, hal ini merupakan bagian dari rencana impor 3 seri KRL yang kontraknya ditandatangani pada awal tahun 2024. Jadi, total ada 11 seri KRL yang akan diimpor dari China.
“Kita sudah impor, karena INKA (KRL) kapasitasnya baru, tahun 2025 kita kirim 16 kereta,” kata Anne dalam rapat di Gedung DPR RI, dikutip Selasa (02/07/2024).
Anne mengatakan, keputusan impor tersebut diambil karena kebutuhan operasional KRL yang mendesak. Sementara kapasitas produksi INKA disebut belum mampu memenuhi seluruh permintaan.
FYI, awalnya ada 19 seri KRL yang diupdate atau di-remaster. Belakangan, kata Anne, INKA hanya menyetujui perpanjangan 2 seri. Alhasil, KAI Commuter memutuskan membeli CRRC Sifang.
“Kapasitasnya produksi lalu masa penyerahannya, masa penyerahan (produksi) INKA yang baru adalah akhir tahun 2025. Sementara itu, perlunya reformasi harus dimulai pada tahun ini. ” katanya.
Lalu, 3 dan 8 (KRL yang diimpor dari China) semuanya siap pada semester 1 2025. Sebaliknya, INKA 16 (kereta) baru baru akan tiba pada akhir 2025. Makanya kita impor. Itu “benar-benar tentang kekuasaan,” tambahnya.
Soal biaya, Anne mengatakan harga yang dipatok CREC Sifang untuk tambahan impor KRL Seri 8 lebih murah dibandingkan pelanggan awal. Hal ini disebabkan biaya desain tidak ditanggung oleh impor tambahan ini.
“Iya, aku baru saja menandatangani kontraknya. Karena kami masih mengevaluasi penambahan peralatan dan lain-lain, makanya kami usulkan,” ucap Anne.
Sebelumnya, Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menjelaskan urgensi penyertaan modal daerah (PMN) senilai Rp 2 triliun pada tahun 2024. Usulan modal ini akan digunakan untuk menggantikan dan memperbarui KA KRL Jabodetabek milik PT Kereta Commuter . Indonesia (KCI) yang sudah tua.
Oleh karena itu diperlukan sekitar 37 kereta (pengganti) pada tahun 2027 yang sebagian besar sudah berusia di atas 30 tahun,” kata Didiek dalam rapat dengar pendapat bersama Panitia XI DPR RI, Senin. 1./7/2024).
Didiek mengatakan, sebanyak 1.088 unit kereta KRL berusia 30 tahun ke atas. Sebab, dulu pengadaan kereta cadangan dilakukan dengan mengimpor kereta bekas.
Pembelian fasilitas KRL kini sangat diperlukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan bertambahnya fasilitas KRL yang memasuki masa pemeliharaan atau harus berhenti berfungsi, kata Dirjen KAI.
Selain itu, lanjutnya, volume penumpang KRL Jabodetabek ke depan akan terus meningkat hingga mencapai 362 juta penumpang pada tahun 2025. Jumlah tersebut diperkirakan akan meningkat sebanyak 398 penumpang pada tahun 2026 dan mencapai 410 juta penumpang pada tahun 2027.
“Jika tidak ada penambahan fasilitas, okupansi maksimal pada 2027 mencapai 242 persen, atau 223 persen pada 2026, 187 persen pada 2025,” jelas Didiek.
Jika diberikan tambahan PMN untuk menambah jumlah fasilitas, maka okupansi penumpang KRL Jabodetabek diperkirakan akan tetap sebesar 159 persen pada tahun 2027.
Artinya kepadatannya masih normal sehingga kami tetap bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama di jam-jam sibuk, tambah Didiek.