0 0
Read Time:2 Minute, 51 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Sebanyak 1.097 petani swadaya telah menerima pelatihan dan menerapkannya di kebun mereka yang luasnya mencapai 1.954,41 hektar. Sebanyak 25 fasilitator desa telah dilatih untuk memberikan dukungan kepada pekebun kelapa sawit, dan tujuh demplot telah ditetapkan sebagai demplot dan regenerasi fasilitas pembelajaran perkebunan.

Bagi Masim Mas, petani swadaya adalah kunci masa depan industri kelapa sawit berkelanjutan, jelas Rob Nichols, direktur pelaksana proyek dan program di Masim Mas Group. Musim Mas merupakan program pemberdayaan petani kecil terbesar di Indonesia yang dimulai pada tahun 2015.

“Kami yakin kerjasama dengan banyak pihak dapat memberikan dampak positif yang lebih luas. Kerjasama dengan L3F, SNV Indonesia dan ICRAF diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pekebun swadaya khususnya kapasitas teknis pengelolaan lahan dan mencapai stabilisasi pendapatan alternatif. rantai pasok “kaya akan keanekaragaman hayati dan inklusif,” kata Dejos (17/10/2024).

Penanaman regeneratif penting untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan hilangnya keanekaragaman hayati, karena proses penanaman meningkatkan kesehatan tanah dan keanekaragaman hayati, serta mengurangi erosi tanah, limpasan, emisi gas rumah kaca, dll. Prinsipnya adalah mengurangi emisi dan emisi nitrogen. 

Program ini menawarkan solusi bagi produsen kelapa sawit independen untuk mengelola lahan mereka secara berkelanjutan dan meningkatkan produktivitas perkebunan mereka. Fokus program BIPOSC adalah melalui pelatihan Best Management Practices (BMP) untuk perkebunan regeneratif seperti penerapan bio-input; Gunakan teknik mulsa untuk menanam tanaman penutup tanah; pengelolaan hama terpadu; Begitu juga dengan pemberian pupuk. 

Salah satu pendiri dan presiden Livelihoods, Bernard Giraud menambahkan, “Ketika dia mengunjungi perkebunan kelapa sawit beberapa tahun lalu, kekhawatiran terbesarnya adalah akses terhadap pupuk.” Meskipun pupuk berperan penting dalam meningkatkan hasil panen, masih terdapat kesenjangan dalam pemahaman bagaimana melindungi tanah dari degradasi jangka panjang.

“Petani mandiri membutuhkan lebih banyak informasi tentang menjaga kesehatan dan struktur tanah, serta faktor-faktor penting lainnya. Hal itulah yang ingin ditangani oleh proyek BIPOSC, dan kami senang melihat hal ini dilibatkan.” Para petani melaporkan tidak hanya hasil yang lebih tinggi tetapi juga tanah yang lebih sehat tanah mereka yang ada,” kata Barnard.

 

 

Dengan total luas lahan mencapai 1.954,41 hektar, program ini tidak hanya membantu petani menerapkan praktik berkelanjutan, namun juga memberikan dampak nyata pada produksi tanaman. Para petani melaporkan peningkatan dan peningkatan hasil panen. 

Selain pelatihan langsung bagi tukang kebun, BIPOSC juga memfasilitasi pembangunan unit pengomposan berkapasitas 100-150 ton per bulan yang membantu petani mandiri mendapatkan kompos berkualitas dengan harga terjangkau. Dengan penerapan model bisnis tersebut, unit pengomposan ini dapat menghasilkan kompos dengan biaya yang jauh lebih murah hingga setengah harga pasar. Pada tahun pertama beroperasi pada tahun 2023, berhasil diproduksi dan dipasarkan sebanyak 588 ton, sehingga menghasilkan keuntungan sebesar Rp 421 juta. Kedepannya, terdapat rencana untuk mereplikasi unit pengomposan tersebut di beberapa lokasi lain. 

“Salah satu dampak positif yang dirasakan oleh petani mandiri yang tergabung dalam APSKS LB adalah terciptanya unit pengomposan. Dengan harga yang lebih terjangkau dan sistem bagi hasil mendorong para pekebun mandiri untuk membuat kompos.” Petani anggota ASPKS LB memanfaatkan kompos di kebunnya,” kata Syahrianto, Ketua APSKB LB.

 

Pada tahun 2023, pekebun swadaya mengelola sekitar 41% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, seluas 6,77 juta hektar.

Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat hingga 60% pada tahun 2030, menjadikan program seperti BIPOSC sangat penting dalam membentuk masa depan produksi minyak sawit berkelanjutan.

Dengan petani swadaya yang mengelola sekitar 41% dari total luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, program BIPOSC berperan penting dalam menjamin keberlanjutan produksi kelapa sawit di masa depan, yang pada tahun 2030 diperkirakan akan meningkat hingga 60%.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D