dianrakyat.co.id, Jakarta – Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional (NASA) sedang mencari sukarelawan untuk berpartisipasi dalam simulasi misi Mars satu tahun yang kedua.
Mengutip Engadget, Senin (19/2/2023), relawan terpilih akan mengikuti proyek Crew Health and Performance Exploration Analog (CHAPEA 2).
Selama proyek, yang dimulai pada musim semi 2025, empat anggota kru terpilih akan ditempatkan di habitat cetak 3D seluas 1.700 meter persegi, atau sekitar 500 meter persegi di Houston.
NASA menerima lamaran di situs CHAPEA mulai 18 Februari hingga 2 April 2024. Terkait hal itu, NASA belum mengumumkan secara resmi besaran kompensasi peserta.
Habitat Mars Dune Alpha di Johnson Space Center NASA dirancang untuk menyimulasikan seperti apa kehidupan penjelajah masa depan di planet merah, yang lingkungannya keras dan sumber dayanya terbatas.
Sekarang ada kru yang tinggal dan bekerja di sana sebagai bagian dari misi CHAPEA pertama, yang sudah lebih dari separuh masa penempatannya selama 378 hari.
Selama berada di sana, para relawan antara lain akan melakukan pemeliharaan habitat dan eksploitasi pertanian. Habitatnya juga memiliki kotak pasir seluas 1.200 kaki persegi (sekitar 365 meter persegi) untuk mensimulasikan perjalanan luar angkasa.
Harap dicatat bahwa pelamar harus warga negara AS berusia antara 30 dan 55 tahun, fasih berbahasa Inggris dan memiliki gelar master di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM).
Selain pengalaman kerja minimal dua tahun, minimal seribu jam mengemudikan pesawat atau dua tahun pengalaman bekerja di program doktoral STEM.
Jenis pengalaman kerja tertentu memungkinkan pelamar tanpa gelar master untuk memenuhi persyaratan yang relevan.
FYI, CHAPEA 2 merupakan misi kedua dari tiga misi yang direncanakan NASA untuk program tersebut, yang pertama akan dimulai pada 25 Juni 2023.
Setelah misi pendaratan di bulan yang gagal bulan lalu, NASA mengincar pesawat ruang angkasa lain.
Pesawat kedua ini dikembangkan oleh perusahaan terpisah dengan tujuan menjadi pendaratan di bulan pertama di Amerika dalam lebih dari lima dekade.
Pendarat bulan dengan misi bernama Odysseus, atau disingkat Odie, akan diterbangkan dengan roket SpaceX Falcon 9 dari Cape Canaveral, Florida, lapor CNN Rabu (14/2/2024).
Roket tersebut akan mendorong pesawat ruang angkasa ke orbit elips yang membentang 380.000 kilometer (236.100 mil) mengelilingi Bumi.
Ini adalah presentasi yang hebat, seperti yang dikatakan CEO Intuitive Machines Stephen Altemus. Perusahaannya yang berbasis di Houston adalah pengembang proyek Odyssey.
Setelah berada di orbit Bumi, pendarat bulan akan terpisah dari roket dan memulai eksplorasi sendiri, menggunakan mesin di dalamnya untuk mendorong dirinya pada lintasan lurus menuju permukaan bulan.
Odysseus diperkirakan akan menghabiskan lebih dari seminggu terbang tanpa hambatan di luar angkasa, dengan upaya pendaratan di permukaan bulan diperkirakan akan dilakukan pada 22 Februari.
Jika berhasil, Odyssey akan menjadi pesawat ruang angkasa Amerika pertama yang melakukan pendaratan lunak di Bulan sejak Apollo 17 pada tahun 1972.
Misi laut ke bulan terjadi setelah Peregrine, kendaraan yang dikembangkan oleh Astrobotic Technology dengan pendanaan NASA, gagal menyelesaikan misinya.
Perusahaan yang berbasis di Pittsburgh mengungkapkan kebocoran bahan bakar untuk menghancurkan target hanya beberapa jam setelah peluncuran Peregrine pada 8 Januari.
Pesawat luar angkasa itu terbakar di atmosfer ketika kembali ke Bumi 10 hari kemudian, CNN melaporkan Selasa (13/2/2024).
Namun NASA mensponsori pembuatan armada kecil unit pendaratan di bulan yang diproduksi secara pribadi sebagai bagian dari program CLPS badan antariksa tersebut, atau Layanan Muatan Bulan Komersial.
“Di CLPS, perusahaan-perusahaan AS menggunakan metode rekayasa dan manufaktur mereka sendiri daripada mengikuti prosedur formal dan standar NASA serta kendali NASA,” jelas Joel Kearns, administrator asosiasi badan antariksa untuk eksplorasi ilmuwan NASA.