dianrakyat.co.id, Jakarta – Persatuan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) meyakini pasar kendaraan listrik akan terus mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Banyak pabrikan baru yang bermunculan dan mengeluarkan banyak model baru pula, memberikan beragam pilihan bagi konsumen.
Sekretaris Jenderal Periclindo, Tango Chuandra Foa, mengatakan penjualan kendaraan listrik naik hampir seratus persen dibandingkan tahun lalu. Posisi tersebut jelas sangat tinggi untuk segmen yang baru memasuki pasar Indonesia.
Antusiasme pembeli konsumen terhadap mobil listrik sangat tinggi. Apalagi mobil listrik baru dua tahun berdiri dan penjualannya sangat bagus, jelas Tengono saat ditemui di Jakarta, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Tango juga menyampaikan bahwa mempertahankan momen pertumbuhan penjualan mobil listrik ini memerlukan dukungan kuat dari berbagai pihak. Salah satunya pemerintah mensosialisasikan kebijakannya kepada masyarakat dan pelaku otomotif yang berinvestasi membangun pabrik CKD di Tanah Air.
“Kita membutuhkan industri yang kuat untuk mengembangkan kendaraan listrik di dalam negeri, yaitu manufaktur di Indonesia,” tegasnya.
Sementara Periclindo sendiri mendukung target pemerintah agar Indonesia bisa memproduksi 600.000 unit mobil listrik pada tahun 2030.
“Mobil listrik ini baru berumur dua tahun. Seperti Wuling, setahunnya sudah memproduksi sekitar 20.000 mobil listrik, sedangkan BYD masih impor (CBU) dan baru mengirimkan kendaraannya bulan lalu. Merek lain juga punya kemampuan sebesar itu. Tidak ada,” ujarnya .
Asosiasi Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo) kembali menegaskan penolakannya untuk mempromosikan mobil hybrid. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh CEO Periclindo, Moeldoko, saat jumpa pers konferensi EV di Jakarta, Rabu (4/9/2024).
“Kami tidak mendukung hibrida bersubsidi, mari kita perjelas,” kata Moeldoko.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Periklindo Tango Chuandra Foa menegaskan bahwa asosiasi tersebut adalah yang pertama merencanakan demonstrasi mobil listrik, dan negara-negara lain masih mempertimbangkan model ramah lingkungan ini, namun Indonesia telah menyatakan telah beralih ke mobil listrik murni Sebuah mobil, dan tidak ada yang lain.
Komitmen kami sebagai Periclindo adalah memperjuangkan kendaraan listrik di Indonesia. Kami tidak mendukung hibrida. Hibrida tetap bahan bakar fosil. Fosil didukung oleh subsidi pemerintah, tegasnya.
“Kalau subsidi pemerintah tambah baterai lagi, menurut saya tidak ada gunanya. Maaf, kami tidak mendukung hibrida. Kalau mau hibrida, jangan bicarakan itu dengan kami,” ujarnya.
Di masa lalu, banyak pabrikan Jepang yang sangat agresif meminta pemerintah memberikan insentif hybrid. Pasalnya, mereka masih menggunakan bahan bakar bensin, namun mobil hybrid juga berperan besar dalam mengurangi emisi.