SAHARA – Bencana alam yang mengerikan telah melanda dua wilayah berbeda: gurun Sahara yang kering terguncang akibat banjir pertamanya dalam setengah abad, sementara Sungai Amazon, sumber air terbesar di dunia, telah mengering hingga tingkat tertinggi dalam sejarah.
Perubahan iklim telah menyebabkan perubahan cuaca yang dramatis di seluruh dunia.
Gurun Sahara yang terkenal dengan lahan panas dan kering kini dipenuhi air. Di sisi lain, Sungai Amazon, yang merupakan sumber kehidupan hutan hujan Amazon, sedang mengalami kekeringan parah yang mengancam penghidupan dan kehidupan jutaan orang.
Banjir di Sahara: Hujan deras mengubah gurun menjadi danau
Pada bulan September 2024, hujan lebat melebihi curah hujan tahunan terjadi di banyak wilayah di tenggara Maroko. Dalam dua hari, curah hujan lebih dari 100 mm tercatat di Tagounite, sebuah kota kecil sekitar 450 kilometer selatan ibu kota, Rabat.
“Sudah 30 hingga 50 tahun sejak kita mengalami hujan deras dalam waktu singkat,” Houssine Youabeb, pejabat Badan Meteorologi Maroko, mengatakan kepada The Associated Press.
Citra satelit dari NASA menunjukkan Danau Iriqui, dasar danau yang telah kering selama 50 tahun, kembali terisi air. Banjir telah menyebabkan kerusakan parah, menewaskan 18 orang dan daerah yang terkena dampak masih berusaha pulih dari gempa tahun lalu.
Kekeringan ekstrem di Amazon: Sungai Negro turun ke titik terendah
Ketika Sahara dilanda banjir, Sungai Amazon di Amerika Selatan mengalami kekeringan terburuk yang pernah ada. Sungai Negro, salah satu sumber Sungai Amazon, turun ke level terendah yang pernah tercatat, yakni 12,66 meter di pelabuhan Manaus, berada di bawah level normal sekitar 21 meter.
“Ini merupakan level terendah sejak 122 tahun terakhir,” kata badan geologi Brasil. Rekor sebelumnya terjadi pada tahun lalu, namun pada akhir Oktober.
Kekeringan ini menyebabkan masyarakat gagal. Gracita Barbosa, 28, seorang kasir di sebuah toko terapung di Sungai Negro, kehilangan pekerjaannya karena perahu-perahu yang sering singgah di tokonya tidak dapat berlayar karena sungainya dangkal. Sulit baginya mendapatkan air minum, dan dia tidak keluar untuk mandi di sungai.
Perubahan Iklim: Ini merupakan ancaman nyata terhadap keseimbangan dunia
Dua peristiwa ekstrem ini – banjir di Sahara dan kekeringan di Amazon – merupakan indikasi jelas meningkatnya dampak perubahan iklim di seluruh dunia.
Celeste Saulo, sekretaris jenderal Organisasi Meteorologi Dunia, mengatakan bahwa sistem air di seluruh dunia semakin sering berubah.
“Karena kenaikan suhu, sistem air menjadi semakin cepat. Hal ini juga menjadi tidak menentu dan tidak dapat diprediksi, dan kita menghadapi masalah yang semakin ekstrem dan ini hanya sebuah masalah besar,” katanya.
Dampak dan Ancaman di Masa Depan Banjir di Sahara dan kekeringan di Amazon mempunyai dampak buruk terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat.
Sahara: Banjir telah merusak infrastruktur, memakan korban jiwa dan mengganggu aktivitas ekonomi. Meskipun banjir dapat merusak sumber daya air tanah, dampak negatifnya sering kali berdampak buruk dalam jangka pendek.
Amazon: Kekeringan telah menyebabkan kebakaran hutan, hilangnya habitat dan gangguan aliran sungai. Kekeringan juga mengancam keanekaragaman hayati Amazon dan dapat mempengaruhi sistem iklim global.
Para ilmuwan memperkirakan cuaca ekstrem seperti ini akan menjadi lebih buruk dan parah di masa depan akibat perubahan iklim. Hal ini mengharuskan kita mengambil langkah nyata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan beradaptasi terhadap dampak perubahan iklim yang tidak dapat dihindari.