0 0
Read Time:1 Minute, 40 Second

JAKARTA – Harimau jawa (Panthera tigris sondaica) menjadi misteri yang masih membuat banyak orang penasaran.

Meski sudah dinyatakan punah puluhan tahun lalu, salah satu hewan endemik Indonesia ini kembali menjadi pemberitaan setelah ditemukan sampel rambut yang cocok dengan DNA-nya beberapa waktu lalu.

Sebagai informasi, setidaknya ada tiga jenis harimau yang ada di Indonesia, yakni Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae), Harimau Bali (Panthera tigris balica), dan Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Meski Harimau Bali dan Harimau Jawa sudah punah, namun Harimau Sumatera masih belum lepas dari ancaman kepunahan.

Salah satu faktor penyebab punahnya Harimau Jawa adalah tradisi Rampogan Macan pada masa lampau. omong-omong

Ada alasan lain, seperti perburuan manusia dan hilangnya mangsa alami.

Lantas, benarkah harimau jawa belum punah? Dibawah ini penjelasannya yang bisa anda simak.

Benarkah Harimau Jawa Belum Punah?

Daftar Merah IUCN telah memasukkan harimau jawa (Panthera tigris sondaica) sejak tahun 1980an. Sedangkan Harimau Jawa terakhir terkonfirmasi di Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur pada tahun 1976 dan kemudian dikatakan sudah tidak terlihat lagi.

Setelah puluhan tahun dinyatakan punah, harimau jawa dilaporkan muncul kembali. Laporan ini dipublikasikan oleh peneliti Pusat Penelitian Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Wirdateti.

Mengutip situs resmi BRIN, laporan tersebut didasarkan pada ditemukannya sehelai rambut yang diduga milik harimau jawa di pagar pembatas pekarangan warga di Kota Cipeundeuy, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

Virdati mengatakan, mantel tersebut ditemukan Kalih Rexaseva berdasarkan laporan Ripi Januari Fajar yang bertemu dengan hewan mirip Harimau Jawa pada malam hari, 19 Agustus 2019. Penemuan ini diikuti dengan serangkaian analisis DNA yang komprehensif.

Menariknya, Wirdateti dan timnya menyimpulkan sampel rambut yang ditemukan di Sukabumi Selatan merupakan spesies Panthera tigris sondaica atau harimau Jawa. Spesies tersebut termasuk dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau Jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada tahun 1930.

Analisis genetik DNA memiliki kepekaan untuk menjawab pertanyaan konservasi dan memperjelas ambiguitas taksonomi, lanjutnya. Wirdateti mengatakan ekstraksi DNA total dilakukan menggunakan kit Dneasy Blood & Tissue sesuai protokol yang dimodifikasi dengan penambahan proteinase karena tingginya kandungan protein pada rambut yang terlibat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D