0 0
Read Time:3 Minute, 34 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Pakar penyakit dalam RA Adaninggar Primadia Nariswari mengatakan, penyakit darah tinggi saat ini tidak mengenal usia, mulai dari anak-anak, remaja, remaja hingga orang tua.

“Jangan mengira darah tinggi hanya penyakit orang lanjut usia. Ketika gaya hidup dan zaman berubah Penyakit yang sebelumnya dianggap penyakit orang lanjut usia, bisa juga terjadi pada anak-anak,” kata dokter yang akrab disapa Ning itu dalam Instagram Live Kementerian Kesehatan RI pada Jumat, 26 Juli 2024.

Tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah lebih tinggi dari normalnya. Tekanan darah yang terus meningkat biasanya di atas 140/90 mm Hg.

Ning menjelaskan, 90 persen penderitanya mengalami tekanan darah tinggi terutama tekanan darah tinggi primer Hal ini disebabkan oleh gaya hidup.

“Jadi kalau dilihat dari gaya hidup, siapa pun bisa terkena darah tinggi. Tidak hanya orang lanjut usia, remaja, remaja, dan orang tua juga bisa menderita darah tinggi,” ujarnya, dikutip Selasa 30 Juli 2024.

Hipertensi primer bahkan bisa terjadi pada anak-anak. Terutama pada anak yang mengalami obesitas dan diabetes.

“Seperti yang kita tahu Jumlah anak yang menderita obesitas dan diabetes juga semakin meningkat. Oleh karena itu sering kali disertai dengan tekanan darah tinggi,” kata Ning.

Sedangkan untuk tekanan darah tinggi sekunder Ning menjelaskan, hal itu cenderung lebih sering terjadi pada usia muda. Hal ini dikarenakan beberapa penyebabnya disebabkan oleh kelainan hormonal.

“Tekanan darah tinggi sekunder seringkali disebabkan oleh penyakit seperti gagal ginjal atau masalah hormonal tertentu. Jika gejala yang tersembunyi bisa diobati Tekanan darah tinggi juga sering hilang,” kata Ning.

 

 

Ning menjelaskan, faktor risiko tekanan darah tinggi dibagi menjadi dua kategori: faktor yang dapat dimodifikasi; dan bagian yang tidak dapat diedit

“Faktor risiko yang tidak dapat diubah antara lain genetik, yaitu keturunan dari orang tua yang menderita tekanan darah tinggi,” kata Ning.

Selain itu, usia merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah. Karena ketika orang bertambah tua Pembuluh darah anak juga menjadi lebih kaku. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi.

Selain itu, Ning menjelaskan bahwa sebagian besar faktor risiko yang dapat dimodifikasi berkaitan dengan gaya hidup.

“Ini termasuk pola makan yang tidak sehat. Kurang berolahraga, misalnya jarang berolahraga Hal ini pada akhirnya menyebabkan kelebihan berat badan dan obesitas,” jelasnya.

Kebiasaan buruk, seperti merokok, minum alkohol, begadang, atau manajemen stres yang buruk Ini adalah faktor risiko yang dapat diubah.

“Jika penyebab darah tinggi berkaitan dengan faktor risiko yang tidak dapat diubah, hal ini akan menjadi lebih sulit. Namun, jika faktor risiko gaya hidup lebih besar, maka hal tersebut akan menjadi lebih sulit. Memperbaiki gaya hidup Anda juga akan mengurangi risiko tekanan darah tinggi.”

Ning menjelaskan, tekanan darah tinggi primer seringkali tidak menunjukkan gejala. Oleh karena itu sering disebut sebagai silent killer.

“Kebanyakan pasien darah tinggi tidak menyadarinya karena tidak menunjukkan gejala. Kami tidak tahu apakah kami memiliki tekanan darah tinggi tanpa memeriksa tekanan darah kami,” kata Ning.

Namun, Ning menambahkan, beberapa orang dengan ambang nyeri rendah mungkin mengalami gejala ketika tekanan darahnya meningkat.

“Sebenarnya sangat sedikit orang yang memiliki ambang nyeri rendah, seperti tekanan sedikit meningkat, sakit kepala, atau biasanya nyeri leher, pusing, berputar, tidak apa-apa.” yang mempunyai ambang nyeri rendah Dia orang yang sensitif,” jelasnya.

Ning menekankan, nyeri leher belum tentu merupakan gejala tekanan darah tinggi.

“Ini harus dipastikan dengan mengukur tekanan darah,” tegasnya.

Sementara itu Hipertensi sekunder seringkali memiliki gejala yang berkaitan dengan penyakit mendasar penyebabnya.

“Misalnya kalau darah tinggi disebabkan oleh penyakit ginjal. Gejalanya berhubungan dengan penyakit ginjal,” jelas Ning.

Ning menjelaskan, tekanan darah tinggi terbagi menjadi dua jenis, yakni tekanan darah tinggi esensial atau primer. dan hipertensi sekunder

“Untuk tekanan darah tinggi primer, Penyebabnya banyak faktor. Dimulai dari faktor genetik gaya hidup dan diakhiri dengan faktor lingkungan. Oleh karena itu, jika orang tua memiliki tekanan darah tinggi Saya tidak yakin apakah anak saya akan mengalami hal yang sama atau tidak. Sebab, faktor penyebabnya sangat beragam,” jelasnya.

Meskipun beberapa orang memiliki kecenderungan genetik terhadap tekanan darah tinggi, Namun menjalani pola hidup sehat bukan berarti mereka juga akan terkena tekanan darah tinggi.

“Faktor yang paling menonjol pada tekanan darah tinggi primer adalah gaya hidup dan genetika,” kata Ning.

Sedangkan hipertensi sekunder biasanya disebabkan oleh beberapa penyakit. Ning mengatakan, jika mengetahui penyebab dan pengobatan darah tinggi, maka bisa disembuhkan.

“Namun Hipertensi sekunder hanya menyumbang sekitar 10 persen dari seluruh kasus hipertensi. Dan bila gejala yang ada bisa diobati Tekanan darah tinggi seringkali mereda.”

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D