dianrakyat.co.id, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) DKI Jakarta, dr Hasto Wardoyo mengatakan, pendapatan masyarakat stunting lebih rendah dibandingkan pendapatan masyarakat non-stunted.
“Penghasilan orang yang stunting berbeda 22 persen dengan orang yang tidak stunting. Lalu, bagaimana cara orang tua mengatasi anaknya yang stunting? Itu masalahnya,” jelas Hasto saat menjadi keynote speaker daerah, Rabu (08/2021). 05/2024) di Program Mercure Hotel Bengaluru Pride Kenkan dan Rapat Kerja Tumbuh di Wilayah Bangalore untuk Percepatan Pengurangan.
Hasto mengungkapkan, kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci keberhasilan pemanfaatan bonus demografi. Sebaliknya, jika kualitas sumber daya manusia di Indonesia menurun maka beban lansia yang harus ditanggung oleh generasi muda akan semakin bertambah.
“Orang tua yang termasuk dalam populasi ini lebih banyak perempuan dibandingkan laki-laki, karena perempuan berumur panjang,” jelas Hasto dalam keterangan resmi yang diperoleh Liputan 6.com.
Penggunaan kontrasepsi berkontribusi mengurangi deformitas
Hasto menekankan manfaat penggunaan alat kontrasepsi atau KB agar kehadiran anak terencana. Pemanfaatan keluarga berencana berkontribusi terhadap penurunan stunting.
“Jika KB baik maka risiko stunting akan berkurang. Namun hal ini merupakan sebuah anomali, di kota Bengaluru penggunaan KB mengalami penurunan, padahal degradasi justru mengalami penurunan. “Hal ini terjadi karena adanya gerakan penyediaan pangan melalui Badan Amil Zakat Nasional (BAJNAS) dengan anggaran BajNAS,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Bangalore Dr. H. Rosjonsyah Syahili Sibarani, S.Sos, M.Si mengatakan, provinsi ini mengalami peningkatan angka stunting sebesar empat persen. Untuk mengatasinya, diperlukan kerja sama banyak pihak.
Itu perlu strategi. Kita tidak bisa sendirian. Itu TNI, kita tunjuk Polri sebagai BAAS, Babinsa juga lengser, intervensi kita bersama memperlambat penyebaran. Saya tetap optimis, bisa tepat sasaran. “Dapat dicapai jika kita benar-benar mengurangi konvergensi dari pusat ke daerah,” kata Rosjonsyah.
Mengapresiasi keempat wilayah stunting tersebut, ia mendesak agar segera dilaksanakan program progresif di wilayah-wilayah yang angka stuntingnya tinggi.
“Empat daerah tumbang. Bengkulu, Rejong Lebang, Kepahiang, Bengkulu Utara. Yang lain tidak. Rejong Lebang kaya sayuran tapi saya tidak percaya. Nanti kita cari tahu (langsung ke lapangan),”, dia menekankan.
Suatu bentuk kegagalan pertumbuhan (kegagalan tumbuh) akibat akumulasi kekurangan nutrisi yang berlangsung lama sejak konsepsi hingga usia 24 bulan. Kegagalan untuk mencapai pertumbuhan yang memadai memperburuk situasi ini.
Deformitas diukur berdasarkan status gizi, dengan mempertimbangkan tinggi atau panjang badan balita, usia, dan jenis kelamin. Praktik masyarakat yang mengukur tinggi badan atau panjang badan anak membuat stunting menjadi sulit. Malnutrisi merupakan konsekuensi dari status gizi jangka pendek dan jangka panjang.