0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo meyakini kendaraan listrik akan menjadi transportasi utama di masa depan. Optimisme tersebut muncul setelah melihat masifnya adopsi mobil listrik di China. 

Dari kunjungannya ke Negeri Layar Bambu baru-baru ini, Darmawan menemukan mobil listrik yang menurutnya lebih mewah dari Alfred. 

“Saya pernah berkunjung ke China dan ada mobil yang lebih mewah dari Alfred. Lebih mewah dari Alfred. Mobil ini sangat bagus, cepat tapi sangat stabil. Saya bertanya kepadanya mobil jenis apa ini? Katanya mobil listrik, tapi lebih baik dari Alfred,” ujarnya saat acara peluncuran Sambung Listrik di Jakarta, Rabu (17/07/2024).

Darmawan Electric belum menyebut secara spesifik merek mobil tersebut. Namun menurut dia, merek pabrikan tersebut baru akan tersedia di pasar Indonesia pada tahun depan.

Detailnya, EV yang dimaksud memiliki jarak tempuh 900 km dan dibanderol USD 65.000 per unit. 

Nah, (setara) Rp 1,6 miliar. Sekarang beli Alfard Rp 1,6 miliar,” ujarnya merujuk pada hasil pembicaraan dengan produsen mobil listrik. .

Ia kemudian menghitung biaya penggunaan mobil listrik yang menggunakan baterai listrik dengan Alfred yang masih menggunakan bahan bakar. 

“Saya hitung berapa tarif listriknya? Sekitar Rp 2.800 per liter per kilometer setara per liter. Harganya sama. Kalau dibawa ke sini, itu mobil untuk sejuta umat.” kata Darmawan. 

Ia yakin ke depan harga mobil listrik akan berusaha beradaptasi dengan permintaan pasar. Ia misalnya menyebutkan mobil listrik Hyundai Ioniq 3 miliknya yang dibeli Rp 790 juta kini dijual sekitar Rp 550 juta. 

“Jadi ke depan transportasi konvergensi berbasis minyak akan beralih ke transportasi berbasis listrik. Dan itu belum kami pertimbangkan dalam perhitungan pertumbuhan permintaan kami,” kata Darmawan. 

Di masa lalu, kekhawatiran produsen mobil Barat terhadap masuknya mobil listrik dengan harga yang agresif di Tiongkok bukanlah rahasia lagi.

Namun, satu hal yang kurang jelas adalah tekanan yang dihadapi merek mobil listrik China dari pemain dalam negeri lainnya.

Beberapa analis percaya bahwa hanya 1 dari 7 merek mobil listrik yang akan bertahan dan menghasilkan keuntungan di Tiongkok pada akhir tahun 2030.

Menurut Alixpartners, seperti dilansir Carscoops, Senin (15/7/2024), saat ini terdapat 137 merek mobil listrik yang beroperasi di China.

Namun konsultan otomotif tersebut memperkirakan hanya 19 merek yang akan mendapat untung pada tahun 2030.

Sejumlah besar kegagalan yang diperkirakan disebabkan oleh perang harga brutal yang terjadi di pasar domestik Tiongkok dalam beberapa tahun terakhir. Perang harga ini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

Pemain besar seperti BYD memiliki margin keuntungan yang memungkinkan mereka mempertahankan harga jual tetap rendah.

Fenomena perang mobil listrik di Tiongkok semakin meningkatkan tekanan terhadap kompetitor lokal yang memiliki margin keuntungan tipis namun terpaksa menurunkan harga jual agar tetap kompetitif.

Perang harga melanda beberapa merek China, termasuk WM Motor yang mengajukan pailit pada 2023.

Seperti dilansir Bloomberg, para analis memperkirakan merek yang tidak bisa menghasilkan keuntungan akan terpaksa meninggalkan industri mobil listrik (bangkrut) atau mengubah strategi dan memperoleh pangsa pasar yang lebih kecil.

Sementara itu, raksasa seperti BYD dan Tesla diperkirakan akan semakin memperkuat posisinya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D