0 0
Read Time:1 Minute, 57 Second

dianrakyat.co.id – Hari Anak Nasional (HAN) yang jatuh pada tanggal 23 Juli setiap tahunnya memang tidak bisa dibilang menyenangkan bagi anak-anak. Seperti yang dirasakan santri Raudhlatul Athfal (RA) di Jalan Kutaresik-Jati, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.

Mereka tak merayakan HAN 2024 karena gedung yang terdiri dari 3 ruang kelas dan satu ruang guru ambruk pada Selasa 24 Juli 2024 sekitar pukul 05.50 WIB.

Berdasarkan pantauan di lapangan, terlihat para guru dan aparat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya sibuk membersihkan material yang roboh dan mengevakuasi barang-barang yang masih bisa digunakan. Sementara itu, siswa dan ibu mereka terlihat memeriksa sekolah yang rusak.

Ketua RA Muhammad Ramdhan Ana Yuliana mengatakan, sebelumnya pihak sekolah akan menyelenggarakan peringatan HAN 2024. Semua persiapan dilakukan dengan matang agar para siswa dapat bersenang-senang. Namun perayaan tersebut dibatalkan karena kelas mereka ambruk, diduga karena bangunannya rusak.

“Kejadiannya sekitar pukul 05.50 WIB, saya mendapat kabar dari warga di sini. Setelah dilihat, memang benar ruang kelasnya roboh. Rencananya hari ini menggunakan ruang kelas, namun saat kejadian itu ditutup sementara, padahal hari ini Hari Anak Nasional, kami ingin merayakannya di sana. “Hari ini gedungnya roboh, jadi tidak ada perayaannya,” kata Ana Yuliana pada Selasa, 23 Juli 2024.

Menurut Ana, seluruh bangunan yang roboh tersebut kerap digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (TLA). Faktanya, kelas tersebut masih menggunakan kegiatan MPLS pada hari Senin kemarin. “Ruang kelas ini sering dipakai untuk kegiatan edukasi, terakhir kali kita mengadakan MPLS kemarin. Jadi hari ini harus tutup,” kata Ana.

Ana menambahkan, akibat guncangan gempa beberapa waktu lalu, kondisi bangunan sudah terlihat lama rusak. Namun kelompoknya terpaksa menggunakan gedung tersebut karena tidak ada tempat lain untuk belajar. Namun dengan runtuhnya gedung tersebut, pihak sekolah berencana meminta bantuan tenda darurat kepada BPBD untuk kebutuhan belajar mengajar sementara.

“Awalnya kondisinya efek gempa, temboknya sudah miring ke luar, jadi retak. Bahkan, di tempat belajar anak itu, dia masih senang, jadi mungkin mereka tidak online. Kami akan tetap di sini, dan maka kami akan meminta bantuan untuk tenda. Kami tidak melakukan evakuasi,” pungkas Ana.

Laporan oleh Denden Ahdani (tvOne) – Tasikmalaya

Baca artikel menarik dianrakyat.co.id Education lainnya di tautan ini. Guru Honorer Konawe Selatan Ditangkap Polisi Akibat UU Anak. PGRI memantau guru honorer bernama Suprian yang mengajar di SDN 4 Baito, Desa Wonua Raya, Kecamatan Baito, Kabupaten Konawe Selatan, polisi menangkap dianrakyat.co.id.co di sana. id 22 Oktober 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D