0 0
Read Time:1 Minute, 41 Second

JAKARTA – Salah satu alasan konsumen beralih ke mobil hybrid atau listrik adalah karena lebih ramah lingkungan. Apakah ini benar?

Saat ini, banyak pengamat dan analis yang memperdebatkan peran kendaraan listrik dan hibrida di masa depan. Apakah ini benar-benar hebat? Apakah ada dampaknya terhadap perubahan iklim dan bumi?

Untuk mengetahui seberapa besar polusi akibat pemanasan global yang dihasilkan sebuah mobil, seluruh siklus hidupnya harus diperhitungkan.

Jadi bukan hanya yang keluar dari knalpot saja. Tapi juga apa yang diperlukan untuk membuat mobil dan membawanya ke dealer.

Jumlah Polusi Saat Mobil Diproduksi Mobil bertenaga bensin, hibrida, dan kendaraan listrik semuanya mengeluarkan sejumlah polusi selama produksi.

Mobil listrik menggunakan baterai besar yang terbuat dari bahan yang memerlukan penambangan ekstensif. Menurut sebuah penelitian, hal ini membuat mobil tersebut rata-rata 40% lebih kotor dibandingkan mobil hibrida dan bertenaga bensin.

Namun, gambarannya berubah seiring siklus hidup. Mobil bertenaga bensin lebih bersih untuk dibuat. Namun, itu adalah yang paling kotor dalam hidupnya karena polusi emisinya sangat tinggi.

Kendaraan listrik mungkin menghasilkan lebih banyak karbon, namun emisi karbon yang dihasilkannya paling sedikit sepanjang masa pakainya: 40% lebih sedikit dibandingkan mobil bertenaga bensin.

Studi lain menunjukkan bahwa setelah sekitar dua tahun, polusi yang dihemat dengan mengendarai kendaraan listrik mengimbangi polusi yang dihasilkan selama produksi.

Mobil hibrida berada di tengah; Rata-rata, kendaraan ini menghasilkan polusi karbon sekitar 17% lebih banyak dibandingkan kendaraan listrik. Namun tidak semua hibrida diciptakan sama.

Mobil hibrida murni menggunakan bensin dan menyimpan energi ekstra di rem, dan terkadang di mesin bensin, menjadikannya lebih hemat bahan bakar dibandingkan mobil biasa.

Sebaliknya, hibrida plug-in menawarkan yang terbaik dari kedua dunia. Artinya, keandalan dan jangkauan mobil berbahan bakar bensin tetapi dengan polusi dan konsumsi bahan bakar yang lebih sedikit, serta lebih terjangkau dibandingkan kendaraan listrik.

Hibrida plug-in menggunakan baterai yang sama dengan kendaraan listrik dan biasanya dapat menempuh jarak 30-80 km dengan tenaga listrik. Namun, mereka juga memiliki tangki bensin dan dapat diubah menjadi hibrida murni ketika baterainya habis.

Beberapa hibrida plug-in bersaing langsung dengan kendaraan listrik dalam keseluruhan siklus polusi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D