0 0
Read Time:2 Minute, 17 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Bagi para pebisnis baik besar maupun kecil pastinya mengenal kata zero crash yang artinya nihil atau tidak ada kecelakaan. Program tersebut merupakan bagian dari manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang mencakup bagaimana menjaga keselamatan pengemudi dan muatannya agar sampai tujuan dengan selamat.

Direktur PT Prima Safetindo Internasional (PRIMESAFETY) dan instruktur senior berkendara defensif Makkuraga menjelaskan, “zero crash” juga dapat mencakup dua definisi. Selain penghargaan yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan sebagai bentuk pengakuan terhadap perusahaan yang berhasil menerapkan program K3, hal ini juga bisa menjadi inisiatif untuk mengurangi kecelakaan.

Hingga September 2024, tercatat lebih dari 96.000 kecelakaan lalu lintas terjadi di Indonesia. Hingga 96% kecelakaan terjadi saat cuaca cerah dan jalanan kering. 94% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia seperti penanganan kendaraan yang tidak siap, kelelahan dan kurang perhatian. Oleh karena itu, selain meningkatkan keterampilan berkendara di jalan raya, diperlukan intervensi teknologi untuk meningkatkan keselamatan lalu lintas.

Salah satu teknologi yang dapat membantu mengatasi pengangguran di industri transportasi adalah TrackVision yang diluncurkan oleh McEasy.

 

Sekadar informasi, ini merupakan teknologi kamera delapan titik yang memberikan keamanan ekstra bagi pengemudi, penumpang, dan kargo karena dilengkapi teknologi AI (Artificial Intelligence).

“Memperkenalkan TrackVision yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan antara lain ADAS (Advanced Driver Monitoring System) dan DMS (Driver Monitoring System). Studi menunjukkan bahwa software keselamatan pengemudi jika diintegrasikan dengan sistem pemantauan dalam kendaraan dan kamera dapat mengurangi Grady Kusmulyadi, Product Manager di McEasy, saat ditemui di Jakarta, Kamis (19/8/2024) mengatakan, insiden tersebut melibatkan hingga 59%.

Selain itu, Grady menjelaskan teknologi ADAS dapat mengenali jika kendaraan berpindah jalur mendapat sinyal tabrakan atau tidak menjaga jarak aman. Sebaliknya, teknologi DMS akan mengetahui apakah pengemudi mengantuk, mengantuk, mengganggu panggilan telepon, merokok (jika muatannya berbahaya), tidak menggunakan sabuk pengaman, atau mengangkut barang tidak sah lainnya.

Saat ini terdapat lebih dari 1.500 perusahaan dari 50 industri yang terintegrasi ke dalam ekosistem McEasy. Beberapa diantaranya adalah PT Nestle Indonesia, Tanto Intim Line, Pelindo Group, PT Parama Global Inspira (Wardah), JNE dan Samator.

 

Tak sampai disitu saja, bahkan teknologi TrackVision milik McEasy juga dilengkapi dengan tombol SOS untuk pengemudi jika menemui kendala pada shortcut untuk mematikan mesin dan Double Relay untuk mencegah pencurian mobil jika terjadi pemutusan GPS.

Diakui Grady, meski teknologi McEasy semakin banyak digunakan, namun masih terdapat kendala di wilayah yang sinyal GSMnya lemah.

“Teknologi kita pakai sinyal GSM ya. Namun, sistem kita juga bisa terhubung ke WiFi. Misalnya di area pertambangan yang tidak ada sinyal, bisa menggunakan WiFi di area itu untuk monitoring.” Dia berkata

Meski demikian, Grady memastikan meski kendaraan memasuki area dengan sinyal sulit, pengguna tidak perlu takut kehilangan data selama perjalanan.

“Misalnya suatu informasi tidak bisa diproses saat itu, bukan berarti datanya hilang. Ke cloud server, sehingga dari sisi bisnis kita bisa mendapatkan catatan kejadiannya. “Events” Selesai.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D