0
0
dianrakyat.co.id, LABUAN BAJO – Direktur Utama (Dirut) Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) Francisco Xaverius Teguh menjelaskan empat isu utama pengembangan pariwisata di Labuan Bajo, Kawasan Manga Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Keempat isu tersebut yakni integrasi infrastruktur berkelanjutan, sumber daya manusia (SDM) dan kontribusi lokal, penyediaan barang lokal untuk mendukung pariwisata dan peningkatan kapasitas destinasi.
“Semuanya memerlukan kerja sama yang sinergis antar pihak yang berkepentingan untuk mampu menyelesaikan empat persoalan kritis tersebut,” kata Frans Teguh.
Frans Teguh mengatakan, saat ini BPOLBF telah melakukan dan merencanakan beberapa program, termasuk orkestrasi pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo. Langkah ini diharapkan mencakup integrasi antar lembaga dalam menjalankan peran dan fungsinya di bidang pariwisata. Oleh karena itu, menurut Francisco, hal tersebut dapat memberikan dampak ekonomi dan sosial terhadap Labuan Bajo, Flores, NTT.
Berbagai program telah dilaksanakan untuk mengatur pengelolaan pariwisata di Labuan Bajo, yaitu melalui forum pemangku kepentingan, forum tata kelola, sistem akses terpadu Taman Nasional Komodo sebagai Situs Warisan Dunia dan Cagar Biosfer, Pusat Informasi Wisata Labuan Bajo Flores, forum dengan lembaga internasional /NGO Forum, GM Hotel (General Manager) dan forum dengan asosiasi/komunitas.
“Mari kita jadikan sektor ini sebagai peluang masa depan,” ujarnya.
Frans Teguh menjelaskan, BPOLBF menjadikan zona Parapuar sebagai destinasi alternatif baru di Labuan Bajo, sekaligus mendorong pertumbuhan pariwisata di kawasan pendukung ekosistem pariwisata di Labuan Bajo, Flores, NTT.
“Sangat strategis bagi kita untuk juga mendorong pariwisata berbasis komunitas, mengelola wisata bahari kita secara optimal, membantu masyarakat untuk menciptakan komunitas-komunitas kreatif, pusat kreatif dan pusat kebudayaan yang memerlukan dukungan dengan kegiatan internasional”, tegasnya kembali.
