0 0
Read Time:5 Minute, 40 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Rasa cemas dan gelisah seringkali menjadi pengalaman yang bisa dialami banyak orang tanpa terkecuali. Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tuntutan saat ini, tak heran jika banyak dari kita sering merasa cemas dan gelisah. Pernahkah Anda bertanya-tanya apa sebenarnya yang sering menyebabkan perasaan ini? Mengapa kita cenderung merasa cemas dan gelisah dalam berbagai situasi, meski tanpa alasan yang jelas?  

Meskipun kita sering mengalami kecemasan dan kegelisahan, namun emosi tersebut didorong oleh sesuatu yang lebih dalam. Meskipun hal ini kadang-kadang dapat dikaitkan dengan situasi tertentu seperti tekanan pekerjaan atau masalah pribadi, faktor internal memang berperan. Cara kita berpikir dan memandang dunia dapat memengaruhi seberapa sering kita mengalami kecemasan dan kegelisahan. 

Faktor-faktor yang sering menyebabkan kecemasan dan kegelisahan seringkali bersifat kompleks dan individual. Namun, langkah pertama untuk mengelola emosi ini dengan lebih baik adalah dengan mengenali dan memahami akar permasalahannya. Dengan memahami lebih dalam apa yang menyebabkan kecemasan dan kegelisahan, kita dapat menemukan solusi yang tepat dan mengembangkan strategi untuk mengatasinya dengan lebih efektif.

Untuk informasi lebih lengkapnya, dianrakyat.co.id rangkum dari berbagai sumber berikut ini penyebab seseorang sering merasa cemas dan gelisah pada Selasa (30 April).

Kecemasan adalah respons normal terhadap stres. Dalam beberapa situasi, tingkat kecemasan yang ringan bisa bermanfaat. Hal ini dapat mengingatkan kita akan bahaya dan membantu kita mempersiapkan diri serta menjadi lebih waspada. Namun, gangguan kecemasan berbeda dari perasaan gugup atau cemas yang normal dan melibatkan rasa takut atau khawatir yang berlebihan. 

Gangguan kecemasan adalah gangguan mental yang paling umum, mempengaruhi hampir 30% orang dewasa pada suatu saat dalam hidup mereka. Namun, gangguan kecemasan dapat diobati dengan berbagai jenis terapi psikologis. Perawatan ini membantu kebanyakan orang menjalani kehidupan normal dan produktif.

Kecemasan mengacu pada antisipasi kekhawatiran di masa depan dan lebih terkait dengan ketegangan otot dan perilaku menghindar. Namun, rasa takut merupakan respon emosional terhadap bahaya yang ada dan lebih berkaitan dengan melawan atau lari, baik melindungi dan melawan atau meninggalkan situasi untuk menghindari bahaya.

Gangguan kecemasan dapat menyebabkan seseorang berusaha menghindari situasi yang menimbulkan atau memperburuk gejala kecemasan. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja kerja, sekolah dan hubungan pribadi. Secara umum, agar seseorang dapat didiagnosis menderita gangguan kecemasan, ketakutan atau kekhawatirannya harus tidak proporsional dengan situasi saat ini atau tidak sesuai dengan usianya dan mengganggu fungsi normalnya.

Ada beberapa jenis gangguan kecemasan, antara lain gangguan kecemasan umum, gangguan panik dengan atau tanpa agorafobia, fobia spesifik, agorafobia, gangguan kecemasan sosial, gangguan kecemasan akan perpisahan, dan mutisme selektif. Dengan memahami lebih dalam mengenai jenis-jenis gangguan kecemasan dan karakteristiknya, hal ini dapat membantu memandu pengobatan yang tepat dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi mereka yang mengalaminya.

Ada berbagai jenis gangguan kecemasan dengan gejala dan efek berbeda. Memahami jenis gangguan kecemasan ini dapat membantu kita lebih memahami pengalaman orang yang mengalaminya dan memberikan dukungan yang tepat. Berikut jenis-jenis gangguan kecemasan: Generalized Anxiety Disorder (GAD)

GAD melibatkan kekhawatiran berlebihan dan terus-menerus yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Kekhawatiran dan ketegangan ini dapat disertai dengan gejala fisik seperti gelisah, lelah, sulit berkonsentrasi, ketegangan otot, atau gangguan tidur. Seringkali kekhawatiran ini terfokus pada hal-hal sehari-hari seperti tanggung jawab pekerjaan, kesehatan keluarga, atau hal-hal sepele seperti pekerjaan rumah, perbaikan mobil, atau rapat. Gangguan Panik (Gangguan Panik)

Gejala utama gangguan panik adalah serangan panik berulang, yang merupakan kombinasi kuat dari stres fisik dan psikologis. Saat serangan, beberapa gejala tersebut muncul secara bersamaan, seperti detak jantung cepat, berkeringat, gemetar, sesak napas, nyeri dada, pusing, dan rasa tercekik. Fobia spesifik (fobia spesifik)

Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan terus-menerus terhadap objek, situasi, atau aktivitas tertentu yang umumnya tidak berbahaya. Meski penderita menyadari bahwa ketakutannya berlebihan, namun mereka kesulitan mengatasi ketakutan tersebut. Fobia ini dapat menyebabkan stres yang cukup besar sehingga beberapa orang benar-benar menghindari hal-hal yang mereka takuti, seperti berbicara di depan umum, takut terbang, atau takut pada laba-laba. Agorafobia

Agoraphobia adalah ketakutan terhadap situasi di mana pelarian mungkin sulit atau tidak nyaman, atau ketika bantuan tidak tersedia jika terjadi serangan panik. Ketakutan ini tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya dan berlangsung selama enam bulan atau lebih. Penderita agorafobia menghindari situasi, membutuhkan teman, atau menghadapi ketakutan atau kecemasan yang intens. Gangguan kecemasan sosial

Orang dengan gangguan kecemasan sosial mengalami kecemasan dan ketidaknyamanan yang signifikan dalam situasi di mana mereka mungkin merasa malu, terhina, ditolak, atau rendah diri secara sosial. Contohnya adalah takut berbicara di depan umum, bertemu orang baru, atau makan/minum di depan umum. Kecemasan ini menyebabkan masalah dalam fungsi sehari-hari dan berlangsung setidaknya selama enam bulan. Gangguan kecemasan akan perpisahan

Orang dengan gangguan kecemasan akan perpisahan mengalami ketakutan atau kecemasan berlebihan karena berpisah dari orang yang dicintainya. Ketakutan ini tidak sesuai dengan usia mereka, bersifat persisten dan menimbulkan masalah dalam aktivitas sehari-hari. Gejala fisik yang muncul seringkali dimulai pada masa kanak-kanak, namun bisa berlanjut hingga dewasa. Mutisme selektif (mutisme selektif)

Anak-anak dengan mutisme selektif tidak berbicara dalam beberapa situasi sosial di mana mereka diharapkan untuk berbicara, seperti di sekolah, meskipun mereka mungkin berbicara dalam situasi lain. Mereka boleh berbicara di rumah dengan disaksikan anggota keluarganya, namun tidak di hadapan orang lain seperti teman dekat atau kakek dan nenek. Mutisme ini dapat mengganggu interaksi sosial dan mempunyai konsekuensi yang signifikan terhadap isolasi akademis dan sosial.

Setiap jenis gangguan kecemasan memiliki karakteristiknya masing-masing dan memerlukan pendekatan pengobatan yang tepat. Dengan lebih memahami setiap jenis gangguan kecemasan dan gejalanya, kita dapat memberikan dukungan yang lebih efektif kepada mereka yang mengalaminya.

Langkah penting pertama dalam menangani gangguan kecemasan adalah menemui dokter untuk memastikan gejala yang Anda alami tidak menyebabkan masalah fisik. Jika Anda telah didiagnosis menderita gangguan kecemasan, ahli kesehatan mental dapat bekerja sama dengan Anda untuk menemukan pengobatan terbaik. 

Namun sayangnya, banyak penderita gangguan kecemasan tidak mencari pertolongan. Mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengidap penyakit yang dapat diobati dengan obat-obatan yang efektif.

Meskipun setiap jenis gangguan kecemasan memiliki karakteristik unik, sebagian besar memberikan respons yang baik terhadap dua jenis pengobatan: psikoterapi atau “terapi bicara” dan pengobatan. Perawatan ini dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan. Terapi perilaku kognitif (CBT), sejenis terapi bicara, dapat membantu seseorang mempelajari berbagai cara berpikir, merespons, dan berperilaku untuk mengurangi kecemasan. 

Pengobatan tidak menyembuhkan gangguan kecemasan, namun dapat meringankan gejala secara signifikan. Obat yang paling umum adalah obat anticemas (biasanya hanya diresepkan dalam waktu singkat) dan antidepresan. Beta-blocker, yang biasa digunakan untuk penyakit jantung, terkadang digunakan untuk mengendalikan gejala fisik kecemasan.

Ada beberapa hal yang dapat dilakukan orang untuk mengatasi gejala gangguan kecemasan dan membuat pengobatan lebih efektif. Teknik manajemen stres dan meditasi dapat membantu. Kelompok pendukung (baik secara langsung maupun online) dapat memberikan kesempatan untuk berbagi pengalaman dan strategi mengatasi masalah. 

Hal ini juga dapat membantu untuk mempelajari lebih lanjut tentang rincian gangguan tersebut dan membantu keluarga dan teman untuk lebih memahami kondisi tersebut. Hindari kafein, yang dapat memperburuk gejala, dan bicarakan dengan dokter Anda tentang penggunaan obat-obatan tertentu.

 

 

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D