0 0
Read Time:1 Minute, 37 Second

JAKARTA – Kemandirian merupakan keterampilan penting yang dapat dikembangkan sejak dini. Namun sayangnya, kekhawatiran orang tua yang selalu siap membantu anak dalam beraktivitas dan memenuhi kebutuhannya, membuat anak menjadi sangat bergantung pada orang tuanya dan tidak menjadikannya mandiri.

Faktanya, menurut laporan penelitian tahun 2023 dari University of Michigan CS Mott Children’s Hospital, mendorong kemandirian anak dapat berdampak positif pada harga diri, ketahanan, keterampilan memecahkan masalah, dan kesehatan mental anak.

Baca Juga: 2 Anak Dutta Sheila Jadi Alumni Sekolah di Usia 7 Tahun dari TK hingga Lulus SMA

Kebebasan merupakan hak anak untuk tumbuh dan berkembang dan dapat diajarkan melalui media hiburan seperti buku cerita bergambar.

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, serta Tanuto Foundation mengajak masyarakat untuk mendukung kebebasan anak dalam “kemandirian” dari usia dini. Melalui “Petualangan”. #SiLittleBisa” lewat buku cerita “Bisa gak?”

Buku ini bercerita tentang dua bersaudara. SD Tora sudah mandiri dalam beraktivitas sehari-hari. Kemandirian Tora kemudian menginspirasi adiknya yang masih TK, Tanya, untuk mempraktikkan kemandirian.

Menurut Amrwani Doi Lesterningsah, asisten yang membidangi penegakan hak-hak perempuan, pemberdayaan perempuan dan staf Kementerian Perlindungan Anak, Kesehatan dan Pendidikan, peran orang tua atau wali dalam memenuhi segala kebutuhan anak sangat mendasar bagi tumbuh kembangnya. dan pengembangan, menurut yayasan. Anak belajar meniru perilaku orang dewasa disekitarnya.

“Bisa atau Tidak, ya?” buku itu. Hal ini memberikan gambaran bagaimana anak dapat berperilaku mandiri, namun anak tetap membutuhkan bantuan orang tua, kata Amrwani.

“Selamat datang di ‘Boleh atau tidak ya?’ terbitnya buku yang mendukung Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang menegaskan bahwa semua anak mempunyai hak-hak tersebut. mereka dapat tumbuh, berkembang dan berpartisipasi lebih baik sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan,” lanjut Amrwani.

Di tempat yang sama, Direktur PAUD Dikdasmen Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Komalasari mengatakan peluncuran buku cerita ini sejalan dengan semangat penerapan kurikulum mandiri, melahirkan generasi anak-anak. Mereka mandiri, kreatif, kompetitif dan berupaya mengembangkan kemampuan literasi anak.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D