0 0
Read Time:1 Minute, 42 Second

JAKARTA – Dukungan pemerintah daerah (Pemda) dan berbagai pegiat pendidikan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan pelaksanaan Program Merdeka Belajar di daerah. Beberapa kebijakan Merdeka Belajar dari pusat yang bersinergi dengan program daerah dinilai mampu mempercepat proses transformasi pendidikan.

Reisky Bestary, Kepala Balai Mobilisasi Guru (BGP) Provinsi Riau, menjelaskan, dukungan pemerintah daerah dan mobilisasi guru turut memperlancar langkah pelaksanaan Program Mandiri yang digagas Kementerian Pendidikan. Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Baca juga: Kemendikbud usulkan pengangkatan kepala sekolah dan tenaga administrasi menjadi ASN PPPK

Partisipasi pemerintah daerah dan penggiat pendidikan dalam berbagai program pembelajaran mandiri cukup tinggi, kata Reisky dalam siaran persnya, Jumat (16/8/2024).

Dalam kesempatan ngopi Instagram live bersama Ibu Nunuk @nunuksuryani beberapa waktu lalu, Reisky menambahkan, pada tahun 2019 hingga 2023, telah direkrut lebih dari 8.400 guru di Riau, yang diseleksi untuk pegawai negeri sipil dengan kontrak kerja (ASN PPPK).

Selain itu, terdapat 2.173 guru motivasi bersertifikat, 389 orang diantaranya telah menjadi kepala sekolah dan lebih dari 100 orang menjadi pemimpin. Jumlah tersebut belum termasuk 2.187 instruktur mengemudi yang duduk di kelas 10 dan 11.

Baca juga: Usulan Pemda soal Rendahnya Pelatihan Guru PPPK, Dirjen GTK Ungkap Alasannya

Tak hanya itu, dengan dukungan pemerintah daerah yang luas, pihaknya juga meluncurkan Program Pengembangan Profesi Guru (PPP) tahap I bagi guru-guru terpilih yang dulu disebut jabatan PPG. Tercatat sebanyak 950 peserta PPG diundang melalui Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Sistem Informasi (SIMPKB), 936 di antaranya dipastikan siap. “Mereka yang tidak memenuhi syarat kemungkinan besar karena mereka telah meninggal atau subjeknya tidak lagi memenuhi syarat,” kata Reisky.

Ia menjelaskan, penerapan berbagai kebijakan swadaya di daerah bukannya tanpa tantangan. Misalnya di Riau, tantangannya adalah kondisi geografis wilayahnya, bukan keseluruhan daratan.

Oleh karena itu BGP Provinsi Riau menggagas program Tanjak (Jejak Edukasi Pelosok Riau) untuk wilayah terluar. Program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan kompetensi guru di daerah perkotaan dan terpencil.

Ada pula program Bestari (brainstorming, pengembangan, refleksi dan sharing best practice). Selain kerjasama dengan pemerintah daerah, program ini merupakan hasil kerjasama BGP Provinsi, guru Penggerak dan tenaga ahli dari Universitas Riau.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D