0 0
Read Time:2 Minute, 34 Second

JAKARTA – Cuaca panas yang terjadi akhir-akhir ini membuat banyak masyarakat di berbagai belahan dunia menderita, termasuk Indonesia. Tak hanya panas, bahkan banyak korban jiwa. Timbul pertanyaan, mengapa cuaca di bulan Juli begitu panas?

Memang benar, saat ini adalah musim panas di sebagian besar belahan dunia. Namun, panas yang melanda sungguh luar biasa. Belakangan terungkap bahwa Bumi telah mencetak rekor baru. Hari terpanas di Bumi telah tercatat dalam sejarah. Tepat pada tanggal 22 Juli 2024, para ilmuwan iklim menemukan suhu tertinggi. Rekor sebelumnya terjadi sehari sebelumnya, yakni 21 Juli 2024. Artinya, Bumi baru saja mengalami dua hari terpanas sepanjang sejarah.

Berdasarkan hasil penelitian, pada 22 Juli 2024, suhu rata-rata harian bumi secara global naik menjadi 17,16 derajat Celcius. Data dari Copernicus Climate Change Service (C3S) mencetak rekor baru karena mengalahkan rekor suhu planet sebelumnya sebesar 17,09 derajat Celcius.

Gelombang panas tercatat melanda Amerika Serikat, Meksiko, Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan. Panas ekstrem telah menyebabkan lebih dari seribu kematian, masalah kesehatan besar-besaran, dan penutupan sekolah.

Juli secara historis merupakan bulan terpanas sepanjang tahun, dengan suhu yang sering melebihi 40°C di beberapa bagian belahan bumi utara. Juli 2023 adalah bulan terpanas yang pernah tercatat, mungkin bulan terpanas setidaknya dalam 120.000 tahun, menurut Organisasi Meteorologi Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WMO), dan Juli ini juga merupakan salah satu bulan terpanas.

Jadi mengapa cuaca begitu panas di bulan Juli?

Menurut Al Jazeera, ada banyak alasan mengapa cuaca di bulan Juli begitu panas sehingga menjadikannya bulan terpanas sepanjang tahun. Hal ini disebabkan oleh perubahan iklim dan faktor alam.

1. Kemiringan aksial dan titik balik matahari musim panas

Bumi miring 23,5 derajat pada porosnya saat mengorbit Matahari. Akibatnya terjadi perubahan jumlah sinar matahari pada musim yang berbeda sehingga menimbulkan perubahan musim.

Musim panas astronomi dimulai pada titik balik matahari musim panas, yaitu sekitar tanggal 20 atau 21 Juni di belahan bumi utara dan sekitar tanggal 21 atau 22 Desember di belahan bumi selatan. Ini adalah hari ketika matahari mencapai titik tertinggi di langit pada siang hari, sehingga menghasilkan siang terpanjang dan malam terpendek dalam setahun.

Bagian bumi yang paling banyak menerima sinar matahari langsung terletak 23,5 derajat di atas garis khatulistiwa, disebut Laut Utara. Jalur ini antara lain melewati Meksiko, Bahama, Mesir, Arab Saudi, dan India, dan menyebabkan musim panas yang sangat terik.

2. Musim panas di belahan bumi utara

Meskipun separuh daratan bumi mengalami musim panas pada bulan Juni hingga September, sekitar 90% populasi dunia tinggal di belahan bumi utara, yang bulan-bulan tersebut bertepatan dengan sinar matahari langsung dan siang hari yang lebih panjang.

Di kota-kota paling utara di sekitar Lingkaran Arktik, matahari tidak terbenam dari akhir Mei hingga akhir Juli karena fenomena yang disebut matahari tengah malam. Sebaliknya, selama bulan-bulan musim dingin, tempat-tempat ini mengalami malam kutub, saat matahari tetap berada di bawah cakrawala dari akhir November hingga akhir Januari.

Mengapa sore hari lebih panas dari pada siang hari?

Selama bulan-bulan musim panas, bumi menyerap lebih banyak energi matahari, yang memanaskan udara di sekitarnya dan menyebabkan suhu lebih hangat. Penundaan antara pemanasan dan pelepasan ini disebut penundaan musiman.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D