0 0
Read Time:1 Minute, 35 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan tidak ada perubahan atau penambahan kebijakan pada industri otomotif pada tahun ini. Artinya, usulan pemberian insentif bagi kendaraan hybrid tidak akan dilaksanakan.

Kebijakan sudah dikeluarkan, tidak ada perubahan atau penambahan, jelas Airlangga Hartarto, Menteri Gabungan Bidang Perekonomian, saat konferensi pertumbuhan ekonomi tahun kedua 2024, ditulis Rabu (7/8/2024).

Menyusul Airlangga, jika melihat penjualan model hybrid di Indonesia meningkat signifikan. Tentu saja angkanya jauh lebih tinggi dibandingkan membeli kendaraan listrik (BEV) atau listrik murni.

Oleh karena itu, produk hybrid hub ini berjalan dengan mesin yang kekinian. Tentunya kendaraan listrik ini kami rekomendasikan untuk dikendarai dengan kecepatan tinggi, kata Airlangga.

Menanggapi keputusan pemerintah yang tidak memberikan insentif pada model hybrid, pemain utama pasar yakni Toyota Motor Indonesia (TMMIN) melalui Wakil Presidennya Bob Azam mengatakan pihaknya tetap berharap pemerintah menepati janjinya. promosi investasi. berfokus pada pengurangan karbon.

Pasalnya, industri otomotif Tanah Air kini lebih sukses ditandai dengan banyaknya ekspor. Namun, ke depan, industri otomotif harus beradaptasi dengan penurunan biaya.

“Kalau kita lambat dalam melakukan perubahan tentu kita akan kehilangan kesempatan, untuk membangun industri yang tidak sulit, tapi ekspor dan teknologi tinggi,” jelas Bob, melalui email ke dianrakyat.co.id.

 

Sementara itu, Bob juga mengomentari penjualan hybrid di pasar nasional lebih baik dibandingkan BEV. Namun hal tersebut belum cukup menjadikan Indonesia sebagai sumber dalam negeri dan ekspor, karena jumlahnya kecil, kurang dari 10 persen.

“Ini menunjukkan banyak importir model HEV. Sebaliknya, model hybrid mendapat insentif baru di Thailand, meski penjualannya lebih baik dibandingkan AS. Begitu juga di China, mereka memberikan insentif, kata Bob.

Menurut Bob, langkah yang dilakukan kedua negara ini bermanfaat bagi industri otomotif, khususnya di sektor hybrid misalnya. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberlangsungan pengembangan ekosistem elektrifikasi di Tanah Air.

“Kita perlu memberikan (insentif) dalam rangka menumbuhkan ekosistem elektrifikasi di Indonesia, khususnya e-part seperti kendaraan bermotor, PCU, Transexcel dan baterai, saat ini investasi di Indonesia masih sangat sedikit,” ujarnya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D