0 0
Read Time:2 Minute, 37 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan beberapa pihak terkait telah memblokir sekitar 5.000 lembaga pinjol ilegal yang beroperasi di Indonesia. Namun ternyata penutupan lubang jarum ilegal ini malah tidak menjadi halangan. Pinjol ilegal bermunculan dengan nama baru.

Pasalnya, masih banyak masyarakat yang bernafsu mendapatkan pinjaman melalui pinjol ilegal. Kenyamanan dan kepraktisan membuat masyarakat mencari uang baru melalui pinjol ilegal.

Frederica Vidyasari Dewi, Kepala Eksekutif OJK Bidang Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen, menjelaskan alasan masyarakat lebih memilih pinjaman ilegal dibandingkan yang legal. Pertimbangan utama masyarakat dalam memilih pinjol ilegal adalah kemudahan akses terhadap kredit dibandingkan pinjaman formal.

“Kenapa ada pinjol ilegal? Karena memudahkan masyarakat. Misalnya butuh pinjaman jangka pendek,” kata Frederica di Gedung BPS Pusat, Jakarta, Jumat (2/8/2024).

Apalagi banyak masyarakat yang tidak bisa membedakan pinjol ilegal dan pinjol resmi yang berizin OJK. Akibatnya, banyak masyarakat yang terjebak pada pinjol ilegal.

 

“Sangat disayangkan kesalahan yang sering dilakukan masyarakat, apalagi pada pinjol ilegal adalah masyarakat tidak membedakan pinjol ilegal dan sah,” jelasnya.

 

OJK sendiri terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat mengenai bahaya mengakses kredit melalui pinjol ilegal. Diharapkan melalui kampanye ini, masyarakat dapat meningkatkan pemahamannya tentang bahaya pinjol ilegal.

“Bahkan kami terus mengedukasi dan mengedukasi masyarakat untuk membedakan pinjaman sah dan haram,” ujarnya.

Selain itu, OJK terus menindak pinjol ilegal dengan satuan tugas khusus yang dimilikinya. Saat ini, lebih dari 8.500 pinjol ilegal telah ditutup sejak tahun 2015.

“Jadi begitu kami dapat laporannya, atau kalau sudah teridentifikasi, langsung kami tutup,” ujarnya.

Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan 70 persen usaha kecil dan menengah masih membutuhkan akses terhadap sektor keuangan sehingga diperlukan platform edukasi dan sosialisasi.

Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan dan menghubungkan pelaku UKM dengan berbagai pilihan pembiayaan di sektor jasa keuangan seperti bank, perusahaan pembiayaan, pinjaman fintech dan pembiayaan sekuritas.

Hal tersebut diungkapkan Frederica Vidyasari Davy, CEO Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Perlindungan Konsumen Jasa Keuangan OJK, pada peresmian Forum Pelatihan dan Pertemuan Bisnis Keuangan Syariah (FEBIS) di Uin Ar-Raniri Aceh, Rabu . (24/7/2024).

“Saya rasa platform edukasi dan temu bisnis keuangan syariah ini merupakan inisiatif yang sangat baik tentang bagaimana mengajarkan literasi keuangan syariah yang baik kepada anak-anak kita dan bagaimana mempertemukan usaha kecil dan menengah dengan PUJK untuk akses keuangan yang akan membantu kita dalam keuangan” Akan memungkinkan untuk memperluas dan memperluas jangkauan.” Banyaknya UKM,” kata Fredericka.

Menurutnya, Febis mengoperasikan OJK di Banda Aceh yang diharapkan dapat mengoptimalkan potensi keuangan syariah dengan memanfaatkan potensi warisan dan budaya Islam yang kuat di wilayah ACEH. Lebih lanjut, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan peran UKM sebagai salah satu penggerak perekonomian provinsi ACEH.

Lebih lanjut, perempuan bernama Kiki mengatakan kontribusi usaha kecil dan menengah terhadap perekonomian nasional sangat besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan akses pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah, termasuk dari industri keuangan syariah.

Dalam kesempatan tersebut, Fredericka meminta para pelajar dan pelaku usaha kecil dan menengah untuk mewaspadai kejahatan keuangan digital yang terus mengancam seperti pinjaman ilegal dan investasi ilegal.

Febis di ACEH terintegrasi dengan program Ekosistem Pesantren Inklusif Keuangan Syariah (EPIKS) yang bertujuan untuk meningkatkan akses keuangan syariah di lingkungan pesantren.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D