0 0
Read Time:1 Minute, 42 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Masih banyak masyarakat yang ragu menggunakan kendaraan listrik sebagai alat transportasi sehari-hari. Infrastruktur yang dinilai kurang memadai menjadi salah satu penyebab keengganan mereka melakukan perubahan.

Namun saat ini hanya sedikit orang yang menggunakan kendaraan listrik. Mereka yang menggunakan mobil listrik mengklaim manfaat kendaraan tanpa emisi, mulai dari membeli insentif pemerintah, biaya lebih murah dibandingkan membeli bensin, hingga menghilangkan sistem genap dan aneh.

Namun, sebagai pengguna baru mobil listrik, Anda pasti khawatir kehabisan baterai saat berkendara. Jadi ketika sudah menemukan tempat untuk mengisi daya, segera isi agar baterai selalu penuh.

Kebiasaan ini dianggap tidak pantas oleh Tatsuya Mikami, penasihat senior, purna jual dan teknis BYD Auto Japan.

Ia menyarankan untuk mengisi daya mobil listrik saat persentase baterainya sekitar 30%.

“Sebagai pengguna (mobil listrik) mungkin khawatir baterainya tidak 100% dan langsung di-charge (saat baterai hampir habis), hal ini tidak disarankan. Misalnya dari rumah ke kantor 10 km lalu diisi ulang. Lagi atau sebaliknya,” jelas Mikami di ajang IIMS 2024 akhir pekan lalu.

Ia juga menambahkan, anjuran pengisian aki sudah dijelaskan di buku manual masing-masing mobil yang dibeli.

Bagi pengguna manual, disarankan untuk mengisi daya saat baterai 30%. Mikami mengatakan: “Manfaatnya akan terlihat pada efisiensi penggunaan baterai dan meningkatkan masa pakai baterai.

Sekadar informasi, seluruh aki mobil listrik BYD menggunakan desain lithium ferrophosphate (LFP) yang tidak menggunakan nikel, kobalt, dan mangan. Tapi itu terdiri dari litium, besi dan fosfor.

BYD menyebut baterainya menggunakan Blade Battery. Baterai pisau ini memiliki lima (5) keunggulan seperti keamanan super, kekuatan super, ketahanan jarak tempuh super, umur panjang super, dan struktur tenaga super yang terdiri dari sel-sel padat yang memperkuat baterai.

Dinyatakan bahwa baterai bilah telah lulus uji keamanan terberat dan berhasil melampaui persyaratan uji penetrasi paku, yaitu uji keamanan baterai yang sangat ketat dan dianggap sebagai tantangan tersulit.

Selama uji penetrasi paku, bilah baterai tidak mengeluarkan asap atau api, dan suhu permukaannya hanya mencapai 30-60 derajat Celcius.

Baterainya juga mampu bertahan dalam kondisi pengujian ekstrem lainnya seperti tertekuk, memanas hingga 300 derajat Celcius, dan tertimpa beban 260% dari berat baterai.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D