WASHINGTON – Dunia perjalanan luar angkasa terus mengalami kemajuan pesat, salah satunya adalah teknologi pakaian astronot terkini.
Para ilmuwan telah mengembangkan prototipe pakaian luar angkasa yang dapat mengubah urin menjadi air minum yang aman untuk diminum. Teknologi ini menjanjikan untuk merevolusi perjalanan luar angkasa dan mengatasi masalah dehidrasi yang sering dihadapi para astronot.
Pakaian astronot saat ini, yang disebut pakaian serap maksimum (MAG), adalah popok dewasa yang menampung urin dan feses. Namun jenis kain ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti mudah kusut, tidak nyaman dan bersih.
Hal ini menyebabkan beberapa astronot membatasi makan dan minum mereka sebelum melakukan perjalanan luar angkasa.
Sophia Etling, peneliti di Weill Cornell Medical College dan Cornell University, menjelaskan saat ini astronot hanya memiliki satu liter air dalam paket hidrasinya. “Ini tidak cukup untuk rencana perjalanan jangka panjang, yang bisa memakan waktu 10 jam atau 24 jam dalam keadaan darurat,” ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ini, para ilmuwan telah mengembangkan sistem yang disebut “setelan statis” yang diintegrasikan ke dalam pakaian astronot.
Sistem ini terdiri dari cangkir silikon yang dirancang agar sesuai dengan anatomi manusia, dalam berbagai bentuk dan ukuran untuk pria dan wanita. Cangkir-cangkir tersebut dihubungkan ke pompa vakum yang aktif secara otomatis ketika astronot mulai buang air kecil.
Urine yang terkumpul dipindahkan ke sistem filtrasi dan didaur ulang menjadi air minum dengan efisiensi 87%. Sistem ini menggunakan teknologi osmosis untuk memisahkan air dari urin dan pompa untuk memisahkan air dari garam.
Proses pengumpulan dan pembersihan 500ml urine hanya membutuhkan waktu 5 menit. Air yang dimurnikan dapat diperkaya dengan elektrolit dan dikembalikan ke astronot sebagai minuman energi.
“Desainnya bekerja seperti wadah eksternal berbasis vakum yang mengarah ke kelompok osmosis maju dan menyalakan pasokan air minum secara terus menerus melalui mekanisme yang aman untuk menjamin kesehatan astronot,” jelas Sofia Etling.
Ilmuwan astronot yakin teknologi ini dapat digunakan pada akhir abad ini untuk program Artemis NASA, yang berfokus pada eksplorasi jangka panjang di bulan dan planet lain.
Dengan kemampuan mendaur ulang urin menjadi air minum, astronot akan memiliki persediaan air yang berkelanjutan selama misi, sehingga meningkatkan kenyamanan dan keamanan mereka di luar angkasa.