0 0
Read Time:1 Minute, 41 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Mitos efek samping vaksin masih menjadi salah satu tantangan dalam pelaksanaan vaksinasi di Indonesia. Dr. Alfie Aulija MKM C.DCAP mengatakan, masih ada masyarakat yang menganggap vaksinasi bisa menyebabkan kematian.

Menurutnya, belum ada penelitian yang valid mengenai masalah tersebut.

Sebenarnya belum ada penelitian valid yang menyatakan vaksinasi bisa menyebabkan kematian, kata Alfie dalam diskusi kesehatan bersama Halodoc di Jakarta, Selasa, dilansir Antara.

Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), kata Alfie, berupa demam atau nyeri di sekitar area suntikan merupakan hal yang wajar terjadi setelah vaksinasi.

Jika timbul gejala tersebut, pasien disarankan untuk berkonsultasi ke dokter agar dapat diberikan obat untuk meredakan demam atau nyeri.

Ia menegaskan, penting bagi dokter untuk melakukan penyuntikan vaksin agar kondisi fisik pasien, termasuk suhu tubuh, riwayat penyakit, dan alergi, dapat diperiksa sebelum vaksinasi.

“Ini salah satu rangkaian yang menandakan tubuh sudah siap untuk divaksin, karena vaksin merupakan komponen virus yang masuk ke dalam tubuh yang dilemahkan. Jadi kalau kurang fit, demam, diare, batuk dan pilek, kamu tidak boleh divaksin,” jelasnya.

Yang terpenting, tegas Alfie, individu harus memastikan dirinya tidak sakit saat divaksinasi.

“Kalau mau vaksin apa pun, pastikan (pastikan) tidak sakit atau hanya jajan sembarangan,” ujarnya.

Beliau juga menyampaikan pentingnya tenaga kesehatan untuk terus memberikan pelatihan tentang manfaat vaksinasi untuk memperbaiki kesalahpahaman tentang vaksinasi dan dampaknya di masyarakat.

Pada kesempatan lain, Ketua Umum Pengurus PAPDI, Dr. Salli Aman Nasution SpPD, K-KV, FINASIM< FACP, mengatakan pemberian vaksin penting untuk melindungi kesehatan masyarakat.

Pemberian vaksin merupakan langkah penting dalam upaya melindungi kesehatan masyarakat, kata Selli, Senin di Jakarta.

Diketahui, Persatuan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga telah memperbarui rekomendasi jadwal vaksinasi dewasa dengan menambahkan vaksin konjugasi pneumokokus 15 valensi (PCV15).

Sally juga mengatakan, selain diberikan kepada bayi dan anak-anak, vaksin PCV15 juga disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) untuk diberikan kepada orang dewasa guna memberikan perlindungan terhadap 15 serotipe bakteri pneumokokus.

Penambahan vaksin PCV15 melengkapi 22 jenis vaksin yang direkomendasikan PAPDI untuk orang dewasa berusia 18 tahun ke atas, sebagai bagian dari upaya penguatan pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D