0 0
Read Time:1 Minute, 43 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Perkembangan era digital dengan menjamurnya perusahaan-perusahaan start-up teknologi di tanah air tentu membuat pemerintah khawatir.

Pembina ekonomi digital Yodi Kendra menjelaskan, besarnya pangsa pasar di Indonesia menyebabkan dunia usaha mulai berkembang di Indonesia. Namun keputusan yang diambil pemerintah sedikit lambat sehingga membuat asing mengambil alih usaha yang telah mereka dirikan.

Dia menjelaskan bahwa pendirian bisnis di Israel diterima dan berkembang pesat. Namun, startup berjenis unicorn yang bernilai lebih dari $1 miliar memiliki mayoritas saham yang dikendalikan asing.

Artinya, keuntungan dari bisnis start up ini akan keluar di kemudian hari, ini yang harus kita waspadai, kata Yodi di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Selain keuntungan yang akan masuk ke luar negeri, memulai dari luar negeri juga membuka ruang bagi penguasaan ekosistem bisnis digital. Apalagi pasar di Indonesia sangat besar, hal inilah yang menjadikan Indonesia sebagai platform digital yang berkembang.

“Di pasar online persaingan harga sangat mahal, pembeli tidak melihat langsung produknya, masyarakat hanya melihat harganya, tidak mau tahu apakah produk lokal atau luar negeri murah untuk dibeli, tidak ada keraguan lagi. Itu penyebab banyaknya serangan terhadap barang impor,” imbuhnya.

 Tonton video nasional pilihan:

Selain keuntungan dan arus produk impor, hal lain yang patut diwaspadai dalam kisruh dan disrupsi zaman modern ini adalah sumber daya manusia (SDM). Sebab, sumber daya manusia atau ahli digital di Indonesia masih terbatas.

Meski kebutuhan pekerja digital mencapai ratusan ribu dan hanya mampu dibayar sekitar 60 persen, namun selebihnya menggunakan tenaga kerja asing (TKA).

“Ada negara yang mempersiapkan tenaga kerja digital di usia muda, seperti di Singapura, anak-anak mudanya sudah belajar coding. Di Indonesia, lulusan IT yang mampu bersaing masih terbatas. segera siapkan jika ingin TKA punya kesempatan bekerja juga,” ujarnya.

Oleh karena itu, Yodi berharap pada pemerintahan kedua Jokowi, platform ekonomi digital semakin besar, mulai dari investasi, produk dan sumber daya manusia, hingga regulasi, pembatasan, dan perencanaan sumber daya.

“Supaya berinvestasi, ada aturan yang lebih menguntungkan bagi perusahaan lokal. Harapannya dengan produk yang terbatas sehingga produk UMKM kita juga bisa bersaing dengan produk luar negeri, dan menghemat sumber daya manusia mulai sekarang,” ujarnya. . .

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D