0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak positif pada awal perdagangan Jumat ini.  Penguatan rupiah diperkirakan akan terus berlanjut sepanjang hari ini di tengah prospek data klaim pengangguran AS yang lebih baik dari perkiraan.

Pada Jumat (27/9/2024) pagi, nilai tukar rupiah menguat 72 poin atau 0,47 persen menjadi 15.093 per dolar AS dari sebelumnya 15.165 per dolar AS.

Analis mata uang Lukman Leong menjelaskan rupee diperkirakan menguat terhadap dolar AS yang melemah meski menguat setelah revisi data pendapatan primer AS menunjukkan penjualan barang lebih kuat. properti permanen.

Data klaim pengangguran AS serupa dan lebih baik, kata Lukman Leong, dilansir Antara.

Ia menyebutkan pesanan barang tahan lama sebesar 0 persen, lebih baik dari perkiraan -2,6 persen. Saat ini klaim pengangguran AS sebanyak 218 ribu pekerja, lebih baik dari 225 ribu.

Namun, kemunculan Ketua Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed, Jerome Powell dan pejabat The Fed lainnya, yang tadi malam sepakat memberikan pernyataan mengenai kebijakan moneter, dianggap investor sebagai prediktor The Fed. kebijakan masa depan. mampu menurunkan suku bunga.

Lukman memperkirakan rupiah akan bergerak dari Rp15.050 per dolar menjadi Rp15.200 per dolar.

Sebelumnya, langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) dinilai mendorong nilai tukar rupiah menguat. terhadap dolar Amerika Serikat. .

Hal ini diumumkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani. Berdasarkan data RTI, rupiah berada pada level 15.195 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Senin malam, 23 September 2024.

“Kita lihat harga kita di Rp 15.287 per USD, kita lihat penguatan rupiah sangat sulit, kalau kita lihat periode akhir Juli sampai awal September, penurunannya berarti menguatnya rupiah. rupiah,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers Bank Nasional Indonesia, Jakarta, Senin (23/9/2024).

Sri Mulyani mengatakan sepanjang tahun ini, nilai tukar rupiah terapresiasi sebesar 0,54 persen, mengurangi pelemahan sebelumnya sebesar 5 persen. 

Soal pergerakan harga tahun ini, dalam hal ini kita melihat apresiasi sebesar 0,54 persen, mengkompensasi penurunan periode kemarin hampir 5 persen, ujarnya.

Selain itu, Sri Mulyani mengatakan penurunan imbal hasil bank-bank milik negara (SBN) tenor 10 tahun yang saat ini berada di angka 6,42 persen akan menguntungkan APBN dan mengurangi beban pembayaran utang. . 

“Pergerakan imbal hasil obligasi 10 tahun kita, untuk mata uang lokal India 10 tahun menjadi 6,42 persen, menunjukkan bahwa stress sudah mereda, artinya sangat positif bagi APBN karena beban utang kita. turun,” katanya.

 

Sementara itu, penurunan imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun menjadi 3,74 persen juga diperkirakan akan menurunkan biaya pinjaman. “Ya, hal ini juga diharapkan dapat menurunkan biaya pinjaman dan mudah-mudahan juga dapat mendorong kegiatan perekonomian yang positif,” jelasnya.

Sri Mulyani juga mencatat peningkatan aliran modal masuk ke Indonesia, baik dari penjualan saham maupun bank-bank pelat merah. 

“Pada bulan Agustus melonjak tinggi dan pada bulan September hingga tanggal 19 juga merupakan pergerakan yang baik untuk SBN dan sahamnya,” tutupnya. 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D