0 0
Read Time:1 Minute, 52 Second

JAKARTA, dianrakyat.co.id – Digitalisasi diartikan sebagai peralihan dari cara tradisional ke sistem digital dengan menggunakan peralatan dan jaringan internet. Perubahan ini dapat terjadi hampir di seluruh bidang kehidupan manusia, termasuk digitalisasi sektor pertanian. Sektor pertanian yang identik dengan aktivitas tradisional saat ini mampu bertahan dan mengimbangi perubahan digital yang begitu cepat di masa pandemi Covid-19. Di era digital, sistem pertanian modern disebut dengan Agriculture 4.0 yang menggunakan Internet of Things (IoT) untuk mendukung prosesnya. Di zaman ini, petani tidak hanya bekerja dengan mendatangi lahan pertanian tradisional saja, namun juga bekerja secara lebih ekstensif. Berbagai proses sistem pertanian akan menggunakan teknologi. Pertanian 4.0 merupakan sistem pertanian modern dan presisi yang seluruh sistemnya terhubung dengan teknologi informasi digital. Bentuk lain dari Agriculture 4.0 disebut smart farming atau pertanian presisi yang diharapkan dapat menciptakan sistem pertanian berkelanjutan. PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak usaha PTPN III (Persero), melakukannya. Program kesejahteraan (Ayo Majukan Usaha Rakyat) mendorong petani tebu untuk menggunakan aplikasi Smart Precision Farming Petrokimia Gresik. Tujuannya untuk meningkatkan kepercayaan petani terhadap pemanfaatan program ekosistem yang sedang berkembang, yang berbagai fungsinya untuk mensukseskan swasembada gula. Akses terhadap modal, benih dan fasilitas produksi, serta faktor-faktor lain mempengaruhi upaya untuk mencapai hal ini. Pada tahun 1930-an, Indonesia yang saat itu dikenal dengan nama Hindia Belanda pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah Kuba, dan pada tahun 1967 menjadi importir gula terbesar setelah Tiongkok. Standarisasi budi daya tebu bertujuan untuk menghasilkan bahan baku tebu yang berkualitas sehingga meningkatkan produktivitas gula, sehingga lima pabrik gula (PG) yang dikelola SGN berhasil meraih penghargaan kinerja terbaik yaitu PG Modjopanggoong, PG Gempolkrep, PG Ngadiredjo. Selain kinerja terbaik PG Pradjekan dan PG Glenmore, ada tiga PG yang meraih imbal hasil atau keuntungan tertinggi, yakni PG Modjopanggong, PG Ngadiredjo, dan PG Gempolkrep, dimana tiga PG menghasilkan imbal hasil pada periode Agustus 2024. masing-masing adalah 7,92, 7,67 dan 7,59. Hasilnya, ada lima PG yang meraih kinerja terbaik, kata Dirjen SGN Mahmudi. Peternakan ular di Bali dengan sistem agroforestri masuk dalam Daftar Warisan Dunia Pertanian FAO. Sistem ini juga merupakan daerah tangkapan air yang penting dan menyediakan pasokan air serta kebutuhan lainnya untuk sekitar seribu hektar sawah untuk 10 desa di sepanjang Sungai Buhu. . dianrakyat.co.id.co.id 20 September 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D