0 0
Read Time:3 Minute, 26 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat total penerbitan obligasi dan sukuk mencapai Rp 39,86 triliun sepanjang tahun 2024.

Total penerbitan obligasi dan sukkah tersebut merupakan hasil dari 37 emisi yang dilakukan oleh 27 emiten. BEI menyebutkan, satu obligasi, satu sukkah, dan dua saham tercatat pada pekan ini di Pasar Modal Indonesia. Demikian dikutip dari pengumuman resmi IDKS, Jumat (10/5/2024).

Pada hari Senin tanggal 6 Mei 2024, Obligasi Berkelanjutan VI Adira Finance Tahap III Tahun 2024 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan V Adira Finance Tahap III Tahun 2024 dari PT Adira Multi Finance Tbk mulai dicatatkan di IDKS dengan nilai nominal obligasi Rp1,6 triliun dan nominal suk. sebesar Rp 400 miliar.

Hasil pemeringkatan PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) terhadap obligasi dan sukuk tersebut adalah idAAA (Triple A) dan idAAA(si) (Triple A Siariah) bertindak sebagai wali amanat dalam penerbitan ini.

Dengan catatan tersebut, total penerbitan obligasi dan sukuk yang terdaftar di IDKS berjumlah 552 penerbitan dengan nilai nominal Rp 461,86 triliun dan USD 46,1485 juta, diterbitkan oleh 130 emiten IDKS memiliki 186 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 5.968,87 triliun dan USD 502,10 juta.

Selain itu, IDKS mencatatkan 10 penerbitan EBA senilai Rp 3,05 triliun. Pada Rabu, 7 Mei 2024, PT Remala Abadi Tbk (DATA) mulai mencatatkan saham di Papan Pengembangan IDKS.

DATA merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri dan komersial yang memproduksi berbagai jenis produk penyediaan layanan internet dan merupakan perusahaan ke-23 yang diperdagangkan di IDKS pada tahun 2024. DATA bergerak di bidang infrastruktur dengan subsektor jasa komunikasi kabel. .

Selanjutnya di hari yang sama, PT Ksolare RCR Energi Tbk (SOLA) mulai mencatatkan saham perdananya di Papan Pengembangan IDKS. SOLA merupakan Penanaman Modal Asing (PMA) yang didirikan dengan nama PT RCR Energi Indonesia pada tahun 2014.

SOLA beroperasi di bidang jasa aspal dan konstruksi serta industri pengolahan aspal dan jasa konstruksi melalui anak perusahaan. SOLA bergerak di bidang bahan baku dengan sub industri bahan konstruksi dan akan menjadi perusahaan ke-24 yang tercatat di IDKS pada tahun 2024.

 

Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan 6-8. Mei 2024 Sentimen global seperti harga komoditas dan rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I 2024 juga membayangi perdagangan yang hanya berlangsung tiga hari pada pekan ini.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) yang ditulis Kamis (5/09/2024), IHSG turun 0,64% menjadi 7.088,79 dari penutupan pekan lalu di 7.134,72. Kapitalisasi pasar turun 0,81% menjadi Rp 11,920 triliun dari Rp 12,010 triliun pada akhir pekan lalu.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian turun 20,74 persen menjadi 11,85 triliun EUR dibandingkan 14,95 triliun hosting pada akhir pekan lalu.

Sedangkan rata-rata frekuensi perdagangan harian sebesar 3,13 persen menjadi 1,099 juta perdagangan dibandingkan 1,065 juta perdagangan pada minggu lalu. Rata-rata volume perdagangan harian selama sepekan naik 2,15% menjadi 18,99 miliar lembar saham dari 18,59 miliar lembar saham pada penutupan pekan lalu.

Selama sepekan, sektor saham bahan baku memimpin penguatan. Sektor persediaan bahan baku naik 2,11 persen. Sektor saham energi menguat 1,4%, sektor saham teknologi menguat 0,21%, dan sektor properti dan properti menguat 0,65%. Selain itu, sektor saham konsumen non-siklis meningkat sebesar 0,13 persen, dan sektor kesehatan sebesar 0,15 persen.

 

Sementara sektor sektor konsumsi turun 0,51%, sektor industri turun 1,99%, sektor keuangan turun 1,4%, sektor saham infrastruktur turun 0,04%, dan saham transportasi turun 0,45%.

Analis PT MNC Sekuritas Herditia Vicaksana mengatakan, koreksi IHSG dipengaruhi oleh beberapa faktor. Pertama, rilis data produk domestik bruto (PDB) Indonesia kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen year-on-year. Kedua, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (AS). Ketiga, pergerakan harga komoditas di dunia cenderung menguat pasca eskalasi konflik di Timur Tengah.

“Pada hari Senin kami perkirakan masih rawan koreksi dengan support di 7.036 dan resistance di 7.135,” ujarnya.

Ia menambahkan, IHSG akan terpengaruh oleh sentimen perkembangan ekonomi Tiongkok. Minggu ini neraca perdagangan dan inflasi dipublikasikan. Selain itu, liberalisasi neraca perdagangan Indonesia dan inflasi Amerika Serikat (AS).

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D