0 0
Read Time:3 Minute, 2 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta – Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin telah memberikan instruksi kepada Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tentang program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting (PPS).  

“Tahun ini akan dievaluasi seluruh target RPJMN 2020-2024, termasuk target pencapaian prevalensi 14 persen pada tahun 2024. Pada kesempatan ini saya ingin menarik perhatian beberapa hal,” kata Ma’ruf Amin dalam acara tersebut. Rakernas BKKBN di Jakarta, Kamis (25/04/2024).

Saran Wakil Presiden Mar’ruf Amin adalah: Pertama, lakukan evaluasi menyeluruh terhadap program yang dilaksanakan. Keduanya terkait dengan hasil, pembelajaran dan rekomendasi. Evaluasi ini penting agar program yang telah dilaksanakan dapat terus berlanjut dan menjadi prioritas pemerintahan selanjutnya. Kedua, Wapres meminta untuk mengidentifikasi dan mengatasi faktor-faktor yang menurunkan hasil penurunan stunting dalam dua tahun terakhir. Fokuskan strategi dan pendekatan untuk mencegah stunting lebih lanjut tanpa mengurangi intervensi terhadap anak stunting. Menargetkan berbagai intervensi kebijakan pada hal-hal yang berdampak besar untuk mempercepat pengurangan penundaan.

Saya juga meminta agar pusat dan daerah tetap menjaga komitmen dan visi pimpinan terhadap program pengurangan tunggakan, terutama memasuki masa transisi tahun ini dan pergantian kepemimpinan.

“Akhirnya saya menyampaikan apresiasi atas kerja keras yang telah dilakukan selama ini untuk mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Wapres.

Ma’ruf tak lupa meminta peran serta dan kontribusi seluruh pemangku kepentingan, termasuk lembaga swadaya masyarakat, untuk mendukung pencapaian target penurunan tersebut.

Mari kita jaga dan perkuat kolaborasi, sinergi dan kerja sama menuju Indonesia bebas stunting. “Semoga Allah SWT senantiasa memberikan keberkahan dan meridhoi segala usaha kita,” ucapnya.

Di awal pidatonya, Ma’ruf mengingatkan kita akan tanggung jawab bersama untuk memantau kebijakan pembangunan sumber daya manusia di Indonesia.

Ma’ruf juga ikut serta di ibu kota Indonesia untuk meraih Emas Indonesia. Menurut dia, penduduk usia kerja diprediksi hampir mencapai 70 persen dari total penduduk, sehingga bisa dikatakan banyak modal yang dikantongi untuk Indonesia Emas 2045.

Namun, pekerjaan rumah selanjutnya adalah bagaimana memastikan potensi bonus demografi ini dikelola dengan baik.

“Tentunya kita ingin sumber daya manusia yang ada benar-benar bermanfaat dan menjadi kekuatan bangsa,” ujarnya.

Selain itu, dalam menghadapi dinamisme dan berbagai tantangan dunia yang harus diantisipasi, strategi dan kebijakan pembangunan manusia yang tepat dan komprehensif menjadi semakin penting,” ujarnya.

Dalam dua dekade mendatang, lanjut Maruf, jumlah penduduk dunia diperkirakan lebih dari 9 miliar jiwa.

Situasi ini tidak hanya terkait dengan peningkatan jumlah penduduk lanjut usia, namun juga dengan urbanisasi dan gelombang migrasi.

Sebaliknya sumber daya alam semakin terbatas, berbanding terbalik dengan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Tantangan lainnya termasuk pemanasan global, tren perkembangan teknologi dan perubahan geopolitik.

Oleh karena itu, saya mempunyai harapan besar bahwa Program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting dapat menciptakan sumber daya manusia Indonesia yang mampu menjawab tantangan tersebut.

Dalam rangka memperkenalkan generasi penerus bangsa yang sehat, unggul, berdaya saing dan unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka program ini harus peka dan adaptif terhadap kebutuhan sumber daya manusia.

Ma’ruf berharap program ini benar-benar dapat berkontribusi dalam membangun keluarga dan masyarakat Indonesia yang sehat, terpelajar, bermoral, sejahtera, dan sejahtera.

Lebih lanjut Maruf mengatakan, daya saing suatu bangsa bergantung pada kualitas sumber daya manusianya.

Menyadari hal tersebut, pemerintah menetapkan bahwa percepatan penanggulangan keterbelakangan merupakan prioritas utama dalam agenda pembangunan nasional.

Di tingkat keluarga, pertumbuhan harus dicegah sejak awal, dengan memastikan kecukupan gizi bagi seluruh anggota rumah tangga, pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan, akses terhadap air bersih dan sehat, pola hidup bersih dan sehat, serta perawatan yang memadai. “

Keluarga juga harus lebih proaktif dalam mengakses layanan kesehatan, seperti pemeriksaan rutin ibu hamil, imunisasi, dan pemantauan tumbuh kembang anak.

Oleh karena itu, pemerintah pusat dan daerah harus terus bersinergi untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih berkualitas bagi keluarga di Indonesia, kata Mar’ruf.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D