0 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

dianrakyat.co.id, Jakarta Direktur Utama PT KAI (Persero) Didiek Hartantyo menjelaskan relevansi penyertaan modal masyarakat (PMN) senilai Rp 2 triliun pada tahun 2024. Usulan modal ini akan digunakan untuk penggantian dan peremajaan rangkaian kereta KRL Jabodetabek milik PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang sekarang sudah tidak ada lagi. “Untuk itu perlu dilakukan pembelian dan penggantian. Jadi sampai tahun 2027 dibutuhkan sekitar 37 rangkaian kereta (penggantian), sebagian besar sudah berusia di atas 30 tahun,” kata Didiek dalam rapat dengar pendapat bersama DPR XI. Komisi RI pada hari Senin. (07/01/2024).

Didiek mengatakan, sebanyak 1.088 unit kereta KRL berusia 30 tahun ke atas. Sebab sebelumnya pembelian komposisi pengganti dilakukan dengan mengimpor komposisi olahan.

“Saat ini akuisisi fasilitas KRL sangat diperlukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang dan bertambahnya fasilitas KRL yang memasuki masa konservasi atau harus berhenti beroperasi,” kata Dirjen KAI. Penumpang semakin banyak

Selain itu, ia menambahkan, volume penumpang KRL Jabodetabek akan terus meningkat hingga mencapai 362 juta penumpang pada tahun 2025. Diperkirakan jumlahnya akan mencapai 398 penumpang pada tahun 2026, dan 410 juta penumpang pada tahun 2027.

Tanpa penambahan kapasitas, okupansi jam sibuk akan mencapai 242 persen pada tahun 2027 atau 223 persen pada tahun 2026 dan 187 persen pada tahun 2025, jelas Didiek.

Jika diberikan tambahan PMN untuk menambah jumlah fasilitas, maka okupansi penumpang KRL Jabodetabek diperkirakan akan tetap sebesar 159 persen pada tahun 2027.

Artinya kemacetan masih normal sehingga kami tetap bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama di jam sibuk, kata Didiek.

 

Untuk mencapai tujuan tersebut, KAI sedang memetakan investasi akuisisi fasilitas KRL dengan total nilai Rp9,18 miliar untuk periode 2023-2027.

Investasi kereta api baru akan dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari pembelian KRL baru dari PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA, hingga impor KRL baru untuk menggantikan perkuatan.

Jumlah investasi modal yang dibutuhkan pada semester II 2024 sekitar Rp 810 miliar. Kebutuhan investasi pengadaan KRL akan mencapai puncaknya pada tahun 2025, dengan kebutuhan sebesar Rp2,37 miliar pada semester I dan Rp3,61 miliar pada semester II.

Oleh karena itu, pemenuhan PMN Rp 2 triliun tahun ini merupakan persiapan kita menghadapi semester II tahun 2024 dan semester I tahun 2025, kata Didiek.

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
PAY4D